Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalai Lama Berharap China Lakukan Reformasi Politik

Kompas.com - 05/11/2012, 20:36 WIB

YOKOHAMA, KOMPAS.com - Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, Senin (5/11/2012), mengatakan calon pemimpin baru China, Xi Jinping, tak memiliki pilihan lain selain melakukan reformasi politik saat menjadi pemimpin baru China nanti.

Xi, saat ini menjabat wakil presiden, diyakini akan menggantikan Presiden Hu Jintai saat kongres Partai Komunis dibuka di Beijing, Kamis (8/11). Xi kemudian akan resmi menjabat presiden pada Maret tahun depan saat pergantian generasi pemimpin China digelar.

"Saat ini era Hu Jintao sudah lewat. Kini Xi Jinping akan menjadi presiden. Saya kira tak ada alternatif lain kecuali sejumlah perubahan politik, reformasi politik. Reformasi ekonomi sudah terjadi," kata Dalai Lama kepada wartawan dalam lawatannya di Jepang.

Dalai Lama mengakui reformasi ekonomi yang dilakukan China, telah menghasilkan keuntungan bagi negara. Namun, pemerintah masih kerap menggunakan kekerasan untuk menciptakan apa yang disebut sebagai "lingkungan yang harmonis".

"Penggunaan kekerasan menimbulkan kecurigaan, ketakutan, yang justru bertentangan dengan harmoni," lanjut Dalai Lama.

Beijing menjuluki Dalai Lama sebagai tokoh separatis dan menuduh dia memicu protes melawan kekuasaan China di Tibet, termasuk aksi bakar diri yang sejak Maret 2011 sudah memakan korban 60 orang warga Tibet.

Namun, berulang kali Dalai Lama menolak "gelar" separatis yang disematkan kepadanya. Dia mengatakan hanya menginginkan otonomi untuk Tibet.

Dalai Lama tidak berkomentar panjang soal aksi bakar diri sejumlah warga Tibert. Dia juga tidak mengomentari pernyataan PBB yang mendesak China untuk mengatasi rasa frustrasi rakyat Tibet yang memicu aksi unjuk rasa mematikan itu.

Beijing, mengecam pernyataan PBB itu dan kembali menuding pemimpin spiritual berusia 77 tahun itu sebagi biang keladi keributan di Tibet.

"Kami merasa kecewa dengan pernyataan PBB tentang Tibet yang dikeluarkan ketua hak asasi manusia PBB," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com