Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oposisi Siapkan Pemerintahan di Pengasingan

Kompas.com - 01/11/2012, 03:58 WIB

Silivri, Rabu - Oposisi Suriah mendesak segera dibentuknya pemerintahan di pengasingan. Institusi ini diharapkan bisa meraih dukungan politik lebih besar dari komunitas internasional.

”Konferensi ini sepakat menyingkirkan perbedaan ideologi dan menyetujui pembentukan pemerintahan di pengasingan. Pemerintahan transisi ini untuk meraih dukungan politik masyarakat internasional untuk mendukung revolusi,” demikian pernyataan akhir konferensi oposisi di Silivri, dekat Istanbul, Turki, Rabu (31/10). Konferensi itu diselenggarakan oleh Pusat Studi Strategi dan Politik Suriah.

Menurut Radwan Ziadeh, kepala pusat studi itu, para peserta, termasuk partai politik yang ada di Suriah, setuju membentuk majelis nasional yang akan memilih pemerintahan di pengasingan.

”Perancis dan negara-negara Arab telah meminta oposisi Suriah membentuk pemerintahan transisi. Itu yang akan kami lakukan,” ujarnya.

Akhir Agustus, Presiden Perancis Francois Hollande mendesak oposisi Suriah membentuk pemerintahan sementara yang inklusif dan mewakili semua kelompok.

Ziadeh menambahkan, majelis umum yang terbentuk akan bersidang ”sebisa mungkin di dalam Suriah, di tempat yang sudah dibebaskan”. Namun, waktu pembentukan belum dipastikan.

Komandan militer Suriah yang membangkang, Mayor Jenderal Muhammed Hussein al-Haj Ali, mengatakan, pemerintah transisi ini harus mendapat jaminan bahwa mereka akan diakui dunia internasional.

Konferensi tiga hari itu diikuti 150 perwakilan beberapa kelompok oposisi di Suriah, termasuk Dewan Nasional Suriah dan pemimpin pasukan oposisi Tentara Pembebasan Suriah (FSA), bertujuan menyamakan visi oposisi untuk masa depan negeri itu.

Mereka juga menyetujui Konstitusi Suriah 1950 sebagai referensi untuk menyusun konstitusi baru yang lebih demokratis. Ziadeh mengatakan, FSA tak akan mendapat peran politik.

Serangan udara

Saat bersamaan, pasukan Pemerintah Suriah melancarkan serangan udara pada kubu oposisi di timur ibu kota Damaskus. Pesawat tempur Suriah berulang kali menjatuhkan bom di wilayah yang dikontrol oposisi dan menjadi ajang pertempuran selama beberapa bulan terakhir.

Organisasi Pemantau HAM Suriah (SOHR) yang berbasis di London, Inggris, mengatakan, sedikitnya lima serangan udara dilancarkan di lokasi itu. Sehari sebelumnya, serangan udara juga menewaskan 30 warga, termasuk lima anak-anak. Mereka termasuk dalam 182 orang yang tewas di seluruh Suriah akibat pertempuran kedua pihak.

Oposisi mengklaim telah membunuh petinggi angkatan udara pemerintah, Abdullah Mahmud al-Khalidi. Televisi Pemerintah Suriah mengonfirmasi tewasnya Khalidi dan menyebut perwira tinggi itu dibunuh teroris.

Di Beijing, Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi, meminta China berperan aktif membantu menghentikan kekerasan di Suriah. China dan Rusia adalah sekutu dekat Suriah dan telah memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menekan Suriah.

Adapun Jiechi meminta dunia mendukung upaya Brahimi mendamaikan Suriah. (AFP/AP/was)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com