Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak Suriah Terima Gaji Pertama

Kompas.com - 22/10/2012, 12:42 WIB

KOMPAS.com — Setelah berbulan-bulan bertempur tanpa bayaran, para pemberontak Suriah di Aleppo mulai Senin (22/10/2012) menerima gaji pertama mereka, yang sebagian dananya didapat dari bantuan asing.

Di kawasan kota tua di Aleppo, para petempur mengajukan nama masing-masing ke Kolonel Abdul Salam Humaidi, perwira yang membelot dari militer Suriah. Humaidi kemudian mencari nama-nama mereka dalam daftar sebelum menyerahkan uang dalam pecahan 100 dollar AS yang masih licin. Tiap-tiap dari mereka kemudian memberikan cap jempol pada nama di daftar itu sebagai bentuk tanda terima.

Ketika para petempur itu berkumpul, terdengar suara tembakan dari bagian lain di kawasan kota tua itu. Kawasan itu merupakan satu dari banyak area di Aleppo, kota yang pernah menjadi pusat bisnis Suriah, yang menjadi medan tempur antara pasukan pemerintah Presiden Bashar al-Assad dan pemberontak yang berusaha menggulingkan rezimnya.

"Dewan militer revolusioner... yang melaksanakan pembagian gaji bulanan pada para petempur, terutama yang berada di garis depan," kata Humaidi.

Setiap petempur kini digaji 150 dollar AS per bulan, yang menurut penjelasannya, dengan kemungkinan perubahan di masa mendatang, yakni gaji berbeda antara petempur yang sudah berkeluarga dan yang bertempur di garis depan.

Humaidi mengatakan, dia "membelot dari militer setelah mengabdi selama 30 tahun karena rezim yang korup dan sektarian." Dia kini menjadi pejabat keuangan untuk Dewan Militer Revolusioner.

Dia menolak mengungkap asal dana tunai untuk gaji itu. Namun, para komandan pemberontak di Aleppo mengatakan bahwa dana itu datang dari bantuan asing dan para pendukung, meskipun ada perbedaan pernyataan soal negara-negara yang terlibat.

"Dewan Militer yang membagikan gaji, dengan dukungan Qatari... 150 dollar AS per orang yang didaftar dalam dua bulan," kata Haji al-Bab, komandan Brigade Tawhid. Dia menambahkan, para petempur yang tidak terdaftar tidak mendapat bayaran.

Komandan di Brigade Saqur al-Sham, Ahmed Arur, mengatakan, "bantuan internasional dan para pedagang oposisi yang membayar gaji untuk Tentara Pembebasan."

Di lain pihak, Sheikh Mahmud Mujadami, komandan Brigade Halab al-Shabaa, mengatakan bahwa penyandang dana itu antara lain "Turki, negara-negara Teluk, dari... negara-negara Islam," dan Asosiasi Cendekiawan Muslim.

"Kami menerima gaji sebesar 150 dollar AS, dan kami akan menggunakannya untuk uang saku dan keluarga, untuk rumah," ujar Mohammed al-Nasser, yang sudah ikut bertempur selama enam bulan tanpa bayaran.

Dia sudah menikah dan memiliki satu anak, tetapi keluarganya bisa bertahan hidup dengan bantuan yang diterima saat berada di Turki. Kini mereka sudah kembali ke Suriah.

Ahmed al-Shawaf, salah satu anggota pemberontak, mengatakan bahwa dia sudah bertempur selama lima bulan tanpa digaji. Meskipun hal itu tidak menimbulkan kesulitan bagi keluarganya, ada "banyak masalah" yang dihadapi seseorang dengan "hanya satu anggota keluarga yang bekerja, dan dia berhenti bekerja karena revolusi."

Dia mengatakan, komandan batalion bisa memutuskan untuk memberi bantuan secara pribadi kepada para petempur.

Hussein Ristum, juga anggota pemberontak, membelot dari kepolisian sekitar tiga bulan lalu. Itu artinya dia kehilangan gaji. "Saya bergantung pada gaji untuk keluarga, (tapi) saya bersyukur kepada Tuhan karena di sini ada Brigade Tauhid sehingga kami tidak memerlukan apa pun. Makanan, kami mendapat semuanya," tuturnya.

Pasukan pemberontak membantu keluarganya selama dia mengabdi tanpa dibayar. Katanya, memang ada "kesulitan, tapi saya bersyukur Tentara Pembebasan menyediakan tempat berteduh."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com