Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Mana Keluarga Moammar Khadafy?

Kompas.com - 19/10/2012, 11:22 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Setahun setelah tewasnya pemimpin Libya Moammar Khadafy pada 20 Oktober 2011, banyak yang bertanya-tanya apa yang terjadi pada anggota keluarga sang kolonel?

Tiga putra Khadafy tewas dalam perebutan kekuasaan di negeri Afrika utara itu. Di antara yang tewas termasuk Penasihat Keamanan Nasional, Mutassim Khadafy, yang tewas di tangan para pemberontak pada hari yang sama dengan sang ayah.

Sisa keluarga Khadafy yang selamat mengalami banyak hal sejak 2011. Istrinya kini "mengungsi" di Aljazair. Sementara calon penerus Khadafy, Saif al-Islam, kini tengah menanti pengadilan dan mendekam di dalam penjara Libya.

Safiya Khadafy (istri)

Safiya Farkas, ibu dari tujuh anak kandung Khadafy, menghabiskan satu tahun terakhir di Aljazair, setelah pemerintah negeri itu memberikan suaka kepadanya dengan alasan kemanusiaan. Bersama Safiya, ikut serta putrinya Ayesha dan putra dari istri pertama Khadafy, Fathia.

Safiya tiba di Aljazair pada 29 Agustus 2011 bersamaan dengan keberhasilan pemberontak menguasai Tripoli. Safiya dan anak-anaknya diduga berada di sebuah vila yang dijaga ketat di kota kecil Staouli, dekat ibu kota Aljazair, Algiers.

Pemerintah Aljazair memerintahkan Safiya tidak tampil di muka publik, memberi pernyataan publik, atau mencampuri urusan dalam negeri Libya.

Muhammad Khadafy (putra)

Jika situasinya berbeda di Libya, Muhammad Khadafy pasti menghabiskan musim panas 2012 di Olimpiade London dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komite Olimpiade Libya.

Namun, kini Muhammad Khadafy berada di Aljazair setelah kabur dari negerinya saat para pemberontak menguasai Tripoli.

Muhammad yang lahir dari rahim istri pertama Khadafy, Fathia, juga menjabat di sebuah perusahaan yang mengendalikan jaringan komunikasi satelit dan telepon genggam di Libya.

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) tidak mengincar Muhammad dan dia diyakini tidak terlibat dalam upaya penumpasan pemberontakan tahun lalu.

Saif al-Islam (Putra)
 
Saif al-Islam sebenarnya disiapkan untuk menjadi pengganti ayahnya kelak. Dia ditangkap sebulan setelah kematian Khadafy dan kini ditahan di kota pegunungan Zintan.

Lulusan sekolah bergengsi London School of Economics (LSE) itu kini menjadi incaran ICC  karena dituding melakukan kejahatan melawan kemanusiaan. Namun, pengadilan Libya bersikukuh bahwa dia harus diadili di negeri kelahirannya.

Saadi Khadafy (putra)

Saadi Khadafy dikenal sebagai Ketua Federasi Sepak Bola Libya, sekaligus Komandan Pasukan Khusus Libya. Dia mendapatkan suaka di Niger dan mendapatkan status tamu negara di ibu kota Niger, Niamey. Dia lolos ke Niger setelah berhasil melintasi Gurun Sahara.

Saadi dikenal karena sempat berkarier sebentar di Liga Italia. Namun, karier sepak bola Saadi berakhir setelah dia dinyatakan menggunakan obat-obatan terlarang. Dia juga dikenal dengan gaya hidup mewah dan gemar berganti pasangan.

Pemerintah Niger telah menolak permintaan Libya untuk mengekstradisi Saadi. Menteri Kehakiman Niger mengatakan, Saadi pasti mendapatkan hukuman mati jika diekstradisi ke Libya.

Pada September lalu, Interpol menerbitkan red notice untuk Saadi. Itu berarti, negara anggota interpol wajib menangkap Saadi jika berada di wilayah mereka. Lalu pada Desember lalu, Pemerintah Meksiko mengatakan telah menemukan jaringan yang berencana menyelundupkan Saadi ke negeri itu dengan menggunakan nama palsu.

Aisha Khadafy (putri)

Dia adalah satu-satunya putri Khadafy, mendapatkan suaka di Aljazair bersama ibu dan saudaranya, Muhammad. Tiga hari setibanya di Aljazair, Aisha melahirkan seorang putri yang dinamai Safiya, seperti nama ibunya.

Meski diawasi ketat Pemerintah Aljazair yang tak ingin dia banyak mengeluarkan pernyataan, Aisha menggunakan saluran televisi Suriah untuk menyerukan perlawanan terhadap pemerintah Libya yang baru.

Dia juga menyewa pengacara Israel, Nick Kauffman, untuk mengajukan petisi ke ICC untuk menyelidiki kematian ayahnya.

Media Libya melaporkan, Aisha mendukung tim sepak bola Aljazair saat menghadapi Libya belum lama ini. Aisha menganggap tim sepak bola Libya itu tidak mewakili negerinya.

Hanaa Khadafy (putri angkat)

Khadafy sejak lama mengatakan putri angkatnya ini tewas akibat serangan udara AS pada 1986, saat Hanaa baru berusia 18 bulan. Namun, sejak revolusi pecah, muncul bukti bahwa Hanaa masih hidup meski statusnya saat ini tidak diketahui.

Sebuah rekaman video menunjukkan, Hanaa tengah bermain dengan Khadafy beberapa tahun setelah serangan AS itu. Di kompleks kediaman Khadafy di Bab al-Aziziyah ditemukan catatan medis dan sertifikat dari British Council atas nama Hanaa Moammar Khadafy.

Sejumlah sumber mengatakan, Hanaa berprofesi sebagai dokter dan bekerja di Pusat Kesehatan Tripoli selama beberapa tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com