Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat TNI AU Jatuh Bawa Peluru Kendali

Kompas.com - 17/10/2012, 06:04 WIB

”Pesawat itu keluaran 1996, tidak ada masalah sebelumnya. Penerbang dalam kondisi fit dan cuaca bagus. Penyebabnya masih diteliti,” katanya.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus mengatakan, pesawat tipe Hawk 100 dan Hawk 200 didatangkan dari Inggris tahun 1996-1998. ”Secara usia operasional, pesawat itu relatif masih muda,” katanya.

Saat kejadian, pilot terjun dengan kursi pelontar. Lokasi terjun dengan reruntuhan pesawat berjarak sekitar 2 kilometer. Melontarkan diri tidak terlalu tinggi karena pesawat sudah final approach menuju landasan, sekitar 1.000 kaki (304,8 meter).

Dalam penerbangan itu, pilot Reza menjadi pendamping (wing man) dalam latihan terbang pencegatan (intercept) yang dipimpin Komandan Skuadron Udara 12 Letnan Kolonel (Pnb) Yani.

Yani yang membawa pesawat Hawk 100 dengan nomor seri TT-0212 mendarat dengan selamat. Setelah itu, Yori mengikuti dan bermaksud mendarat ketika musibah terjadi.

Azman menyayangkan kekerasan terhadap wartawan yang meliput lokasi pesawat jatuh di perumahan penduduk. ”Saya minta maaf atas kekerasan ini. Saya minta komandan pangkalan segera mengumpulkan wartawan dan meminta maaf serta mengganti segala kerugian yang diderita rekan-rekan wartawan,” tutur Azman.

Azman menambahkan, aparat di lapangan kemungkinan kalut menghadapi situasi tersebut sehingga terjadi kekerasan terhadap wartawan. Terlebih, pesawat tempur yang jatuh membawa sepasang peluru kendali AIM-9 Sidewinder dan kanon.

Dikhawatirkan senjata yang dibawa akan meledak karena panas yang dipicu ledakan saat pesawat jatuh. ”Untung hingga saat evakuasi tidak terjadi ledakan yang dikhawatirkan akan membawa korban jiwa dari masyarakat yang berkerumun di sekitar lokasi,” ujarnya.

Ihwal kelaikan terbang pesawat, Marsekal Imam Sufaat memastikan, pesawat mendapatkan perawatan rutin. Ia memperkirakan, kecelakaan disebabkan gangguan pada mesin.

(SAH/JON/ONG/EDN/WHY/OSA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com