Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baumgartner Selamat Menembus Mach 1,24

Kompas.com - 16/10/2012, 05:37 WIB

Pekan lalu, dua usaha penerjunan Baumgartner dibatalkan karena kecepatan angin terlalu kencang untuk penerbangan balonnya yang terbuat dari plastik tipis. ”Serasa ada beban seberat 20 ton yang terlepas dari pundak saya. Saya sudah mempersiapkan ini selama tujuh tahun,” ujar Baumgartner dalam wawancara dengan ServusTV dari Austria.

Tak terkendali

Menjelang keluar dari kapsulnya, Baumgartner sempat mengeluhkan masalah pada helmnya. Alat pemanas pada kaca helm itu tak berfungsi sehingga muncul kabut saat dia bernapas. Namun, dia mengabaikan masalah itu dan tetap terjun.

Anggota tim pendukung misi bernama Red Bull Stratos dan jutaan pemirsa siaran langsung penerjunan ini sempat waswas. Pasalnya, pada tahap awal penerjunan, tubuh Baumgartner berputar-putar seolah tak terkendali di angkasa.

”Loncatan awalnya sempurna, tetapi setelah itu saya mulai berguling-guling. Kecepatan saya makin besar dan putarannya makin liar. Untuk beberapa detik saya sempat berpikir, saya akan jatuh dalam kondisi tak sadar,” ujarnya.

Berputar-putar tak terkendali dalam kecepatan tinggi bisa berisiko fatal karena gaya G (G-force) dapat membuat luka dalam parah. Namun, Baumgartner akhirnya bisa mengendalikan posisi jatuhnya dan mendarat mulus di tanah.

Penerjunan spektakuler Baumgartner ini menarik perhatian dari seluruh dunia. Siaran langsung penerjunannya (dengan jeda 20 detik dari kejadian aslinya untuk menghindari tayangan tragis jika terjadi kecelakaan) ditonton tak kurang dari 8 juta orang di Youtube. Sebanyak 40 stasiun televisi di 50 negara juga menayangkan penerjunan ini.

Misi Baumgartner ini lebih dari sekadar usaha pencarian sensasi atau pertunjukan hiburan ekstrem semata. Pakaian bertekanan yang dikenakan Baumgartner saat terjun akan menjadi standar baru NASA dalam membuat baju para astronot dalam misi penjelajahan ruang angkasa masa depan.

(AFP/AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com