Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia, ASEAN, dan Laut China Selatan

Kompas.com - 14/10/2012, 02:18 WIB

Menurut Bonnie, saat insiden di beting Scarborough semakin memanas, otoritas China menahan ratusan kontainer pisang dari Filipina dengan alasan telah terkontaminasi hama. Langkah itu menjadi pukulan telak bagi Filipina, yang selama ini mengekspor 30 persen dari total produksi pisangnya ke China.

Modus serupa juga terjadi saat China bersengketa dengan Jepang di Laut China Timur. Pada September 2010, otoritas China menyetop ekspor mineral tanah jarang (rare earths) ke Jepang.

Kebijakan itu muncul setelah kapal patroli Penjaga Pantai Jepang menangkap dan menahan kapal nelayan China beserta nakhodanya lantaran dianggap melanggar wilayah Jepang.

Langkah China menyetop ekspor mineral tanah jarang tersebut juga menjadi pukulan telak secara ekonomi bagi Jepang, yang mengandalkan sepenuhnya impor mineral itu dari China.

Mineral tanah jarang itu sangat dibutuhkan untuk memproduksi sejumlah peralatan canggih, mulai dari komputer, telepon pintar, dan banyak produk teknologi tinggi lain.

Dalam kaitannya dengan Kamboja, China diketahui sangat ”royal” menginvestasikan uangnya di negeri itu.

Pada tahun 2011, Beijing menjanjikan investasi ke Phnom Penh, yang besarannya bahkan mencapai 10 kali lipat dari yang ditawarkan Amerika Serikat.

Klaim China

China mengklaim 90 persen wilayah perairan Laut China Selatan seluas 3,6 juta kilometer persegi. Klaim China itu terkenal dengan batas sembilan garis putus-putus (nine dash lines).

Mengutip situs china.org.cn, klaim itu didasari peta kuno armada laut China psfs abad kedua sebelum Masehi, yang mengklaim China sebagai penemu Kepulauan Nansha (Spratly).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com