Capriles (40), mantan Gubernur Miranda, berhasil menyatukan oposisi yang terpecah-pecah setelah memenangi pemilihan pendahuluan. Dia pun menarik perhatian pendukung Chavez dengan janji mengatasi kriminalitas, mereformasi perekonomian yang bergantung pada minyak, dan mempersatukan bangsa yang terpecah itu.
Walau mengakui kekalahan, Capriles bertekad melanjutkan perjuangan untuk menghormati 6,4 juta pemilihnya. Koalisi Persatuan Demokrat yang beroposisi kini bersiap menghadapi pemilihan gubernur negara bagian pada Desember.
Dorongan bagi Chaves untuk mengakomodasi kubu oposisi juga disuarakan Pemerintah AS. ”Kami yakin pandangan lebih dari enam juta orang yang beroposisi perlu diperhatikan,” kata William Ostick, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS untuk Belahan Dunia Barat.
Namun, secara umum kemenangan presiden beraliran kiri itu melegakan sekutunya di kawasan. Pemimpin Kuba Raul Castro menyebut sukses Chavez ”kemenangan historis”, dan Presiden Argentina Cristina Kirchner memujinya sebagai ”kemenangan Amerika Selatan dan Karibia”. Dukungan juga disampaikan Presiden Bolivia Evo Morales, Presiden Ekuador Rafael Correa, dan Presiden Nikaragua Daniel Ortega.