Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seni Menebak Siapa Penerimanya

Kompas.com - 08/10/2012, 08:09 WIB

Tahun ini, musim hadiah Nobel akan dimulai pada Senin (8/10). Penghargaan untuk pencapaian tertinggi manusia dalam berbagai bidang ini diawali dengan pengumuman hadiah kedokteran yang disampaikan para juri di Stockholm, Swedia, sekitar pukul 11.30 waktu setempat (pukul 16.30 WIB).

Enam komite akan mengumumkan pemenang untuk enam kategori, satu untuk setiap hari, diakhiri dengan pemenang Nobel Ekonomi pada 15 Oktober. Seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagian besar spekulasi menjelang pengumuman berfokus pada penerima hadiah bidang perdamaian dan kesusastraan. Meski kandidat penerima hadiah bidang kimia, fisika, kedokteran, dan ekonomi juga ramai dibicarakan.

Orang bilang, menebak pemenang hadiah Nobel itu seperti memperkirakan pasar saham: para ahli tidak lebih baik daripada orang awam.

Sejumlah ahli dan cendekiawan bisa meramalkan ”partikel Tuhan” atau partikel Higgs boson akan menjadi unggulan hadiah fisika tahun ini, atau seorang penulis Amerika Serikat akhirnya mendapatkan hadiah kesusastraan. Namun, ramalan mereka sama tak pastinya dibandingkan ramalan orang biasa.

”Kandidat top saya tidak pernah menang dan ini tahun keempat saya melakukannya,” kata Kepala Lembaga Riset Perdamaian Oslo Kristian Harpviken, salah satu suara paling terkemuka dalam permainan menebak hadiah Nobel Perdamaian.

Sekadar mengingatkan, lima pemenang hadiah Nobel dalam bidang kedokteran, fisika, kimia, ekonomi, dan kesusastraan ditetapkan oleh institusi-institusi Swedia. Adapun penerima Nobel Perdamaian dipilih oleh Komite Nobel Norwegia.

Sepekan sebelum pengumuman hadiah Nobel Perdamaian, agen taruhan internet Irlandia, Paddy Power, Jumat, memperlihatkan, banyak yang bertaruh pada cendekiawan AS Gene Sharp, aktivis hak perempuan Afganistan Sima Samar, dan blogger Tunisia Lina Ben Mhenni. Ketiganya ada dalam pilihan atas Harpviken dalam tahun-tahun sebelumnya.

Harpviken mengakui, spekulasinya hanyalah spekulasi berdasarkan peristiwa masa kini, penerima hadiah sebelumnya, dan preferensi pribadi.

Yang juga ada dalam daftarnya adalah kelompok HAM Rusia, Memorial, dan pendirinya, Svetlana Gannushkina; dua pria Nigeria penentang penyalahgunaan agama, Uskup Agung John Onaiyaken dan Mohamed Sa’ad Abubakar; aktivis HAM Kuba Oscar Elias Biscet; serta Presiden Myanmar Thein Sein.

Untuk hadiah kesusastraan, pengarang China, Mo Yan, dan pengarang Jepang, Haruki Murakami, ada di tempat atas pasar taruhan.

Para ahli kesusastraan di Stockholm mengatakan, kini mungkin saatnya seorang perempuan atau pengarang Amerika Utara terpilih. Nama yang disebut-sebut, antara lain, penulis cerpen Kanada Alice Munro—meski Akademi Swedia tak pernah memberikan hadiah itu kepada seorang penulis cerpen sebelumnya. Juga penulis AS Don DeLillo dan novelis Somalia Nuruddin Farah.

Agak lebih mudah menebak pemenang kalau Komite Nobel berpegang pada wasiat industrialis Swedia Alfred Nobel, yang menginginkan hadiah tahunan itu mencerminkan pencapaian terbesar ”dalam tahun sebelumnya”. Namun, anggaran dasar Nobel diubah sehingga komite bisa memberikan penghargaan pada penemuan yang dibuat puluhan tahun lalu. ”Saya rasa Alfred tak akan keberatan,” kata Per Carlson, mantan ketua komite hadiah fisika.

Memberikan hadiah terlalu cepat meningkatkan risiko juri gagal mengidentifikasi ilmuwan yang tepat di belakang sebuah penemuan, kata Carlson.

Sikap berhati-hati itu bisa mengurangi kesempatan terobosan ilmiah yang paling banyak dibicarakan tahun ini: identifikasi Higgs boson, partikel subatomik yang juga dirujuk sebagai ”partikel Tuhan”.

Walau ilmuwan Inggris Peter Higgs telah meramalkan eksistensi partikel itu pada 1960-an, baru Juli lalu para ilmuwan di Large Hadron Collider, luar kota Geneva, menyatakan telah mengidentifikasinya.

Kerahasiaan sangat penting bagi Komite Nobel. Di Oslo, Komite Nobel Norwegia memperketat keamanan. Para juri kesusastraan sampai menggunakan kode saat membicarakan kandidat. (AP/Reuters/AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com