Bersama Christopher A Sims, Sargent mendapatkan Hadiah Nobel 2011 untuk riset empiris mereka mengenai sebab dan akibat dalam ekonomi makro.
Berikut ini adalah petikan wawancara khusus
Menurut Anda, apakah quantitative easing ketiga yang diluncurkan Federal Reserve dua pekan lalu akan membantu pertumbuhan ekonomi di AS?
Jawabnya saya tidak tahu, banyak orang tidak tahu hasilnya. Kita harus kembali ke teori Adam Smith, yang mengatakan bahwa langkah
Ekonom terkenal, Milton Friedman, yang cukup memengaruhi dia menulis kajian penting dan mengatakan bahwa kebijakan moneter hanya dapat melakukan sangat sedikit hal. Maksudnya, dapat memengaruhi beberapa hal, seperti laju inflasi, tetapi tidak dapat memengaruhi faktor-faktor inflasi. Ketika Bernanke mengatakan bahwa dampaknya hanya terbatas, itu memberikan sinyal kepada orang seperti saya bahwa dia menyadari sepenuhnya keterbatasan ini.
Secara umum, bagaimana pendapat Anda tentang kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintahan Barack Obama? Kami sering mendengar, bahkan dari kedua partai, bahwa kebijakan yang diambil pemerintah tidak berkesinambungan.
Ya, benar, kebijakannya memang tidak berkesinambungan sehingga saya rasa kedua partai membuat para ekonom merasa frustrasi dibuatnya. Saya rasa Presiden Obama terlihat lebih dekat ke George Bush ketimbang dengan Bill Clinton. Jika ingin mendapatkan pemerintahan besar, seperti (kebijakan Partai) Demokrat, harus mau menaikkan pajak. Jika pemerintahan (Partai) Republik yang ingin agar pajak tetap rendah, jelas harus memangkas belanja. Tetapi sayangnya dalam kampanye, kedua partai juga tidak menjelaskan ini dengan gamblang dan jujur.
Sementara itu, bahaya tetap mengancam. Utang terus naik, utang dapat naik bahkan untuk negara kuat, seperti AS. Itu harus dipecahkan, seperti yang diketahui orang Indonesia.
Mengenai Eropa, mereka memiliki ide untuk mendirikan uniperbankan, bank sentral memiliki wewenang untuk mengawasi bank di seantero Eropa. Apakah hal ini dapat dilakukan?
Eropa saat ini memiliki berbagai aturan perbankan yang beda-beda. Jadi harus dikombinasikan dan disatukan. Alasannya, ada negara yang memberlakukan aturan ketat, sementara negara lain tidak.
Bisnis akan mencari regulasi yang lemah sehingga terjadi arbitrase peraturan. Di AS peraturan ketat, tetapi mereka mendirikan bank bayangan di tempat lain yang tidak terikat dengan aturan AS, tetapi merupakan bagian dari bank itu. Tindakan itu menyebabkan risiko lebih besar.
Panama dan Zimbabwe juga menggunakan mata uang dollar AS. Namun, AS tidak peduli apa yang terjadi dengan negara tersebut. Kami tidak menjamin utangnya, tidak menjamin
Euro tak bisa demikian. Mereka tentu tak mengatakan bahwa ikut bertanggung jawab atas utang satu sama lain, tetapi mereka memberikan indikasi akan memikul bersama tanggung jawab seperti itu. Sekarang mereka sedang berupaya memecahkannya.
Apakah euro akan selamat dan tetap eksis setelah krisis ini?
Saya tak tahu. Ada orang mengatakan, tentu euro akan selamat karena masih ada negara kaya di sana. Tetapi, apakah mereka akan tetap bersama di zona euro, itu sangat sulit dikatakan. Ini bagian dari politik.
Campur tangan politik sangat besar dalam mengatasi krisis di zona euro ini?
Ya, memang benar. Politik sangat berperan.
Apakah kami di Asia masih dapat memetik keuntungan dari krisis di Eropa dan pelemahan ekonomi di AS?
Tentu saja. Struktur ekonomi Indonesia masih lebih baik ketimbang negara-negara Eropa atau AS. Ini akan tetap menjadi baik jika makroekonominya dapat dikelola dengan baik.