Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Mursi dan Restrukturisasi Militer

Kompas.com - 05/09/2012, 04:26 WIB

Publik Mesir, Minggu (2/9), kembali disuguhkan berita besar berupa pembebastugasan 70 perwira tinggi berpangkat mayor jenderal oleh Menteri Pertahanan Mesir Abdul Fattah Sisi. Di antara mereka terdapat beberapa anggota Dewan Agung Militer (SCAF)

Berita tersebut merupakan bagian dari rangkaian berita besar yang dibuat pemerintahan Presiden Muhammad Mursi dalam sebulan belakangan. Mursi pertengahan Agustus lalu membebastugaskan Menteri Pertahanan yang juga Ketua SCAF, Jenderal Hussein Tantawi, serta wakilnya, Jenderal Sami Anan. Sebelumnya, pada awal Agustus, Mursi juga memecat sejumlah pejabat tinggi militer terkait insiden penembakan penjaga perbatasan Mesir-Israel. Mereka yang diberhentikan adalah Kepala Intelijen Mayjen Murad Muwafi, Gubernur Sinai Utara Mayjen Abdul Wahab Mabruk, Kepala Keamanan Sinai Utara Jenderal Soleh Al Misri, dan Kepala Pengawal Republik Jenderal Najib Abdul Salam.

Menteri Pertahanan Mesir yang baru, Abdul Fattah Sisi, rupanya cerdas dalam menerjemahkan keinginan Mursi untuk segera melakukan pembersihan di semua lini, khususnya di tubuh militer. Hal ini sejalan dengan aspirasi revolusi rakyat Mesir, yakni Mesir harus dibersihkan dari bayangan birokrasi era mantan Presiden Hosni Mubarak.

Banyak analisis menyebut, pembebastugasan puluhan perwira tinggi militer dalam kurun sebulan terakhir ini adalah puncak pertarungan antara militer dan Ikhwanul Muslimin (IM) sejak era Presiden Gamal Abdel Nasser hinga kini.

IM kalah telak pada era Gamal Abdel Nasser sehingga dinyatakan sebagai organisasi terlarang. Kini, IM berhasil melakukan serangan balik terhadap para jenderal, terutama setelah sukses mengantarkan kadernya menjabat presiden.

Analisis lain mengatakan, pembebastugasan puluhan perwira tinggi militer itu bukan pertarungan militer-IM, melainkan lebih pada pertarungan presiden dan pimpinan militer yang juga terjadi sejak zaman Nasser.

Nasser terlibat konflik dengan panglima militernya, Jenderal Abdul Hakim Amir, setelah perang Arab-Israel tahun 1967 yang berakhir dengan aksi bunuh diri Amir itu.

Presiden Anwar Sadat, pengganti Nasser, juga berbeda pendapat dengan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Saadudin Syadali pada perang Arab-Israel tahun 1973. Konflik ini berakhir dengan pemecatan Jenderal Syadali.

Mubarak juga pernah terlibat perseteruan dengan Menteri Pertahanan Jenderal Abdul Halim Abu Ghazala. Ujungnya, Mubbarak memecat Ghazala tahun 1989.

Kini, Presiden Mursi melakukan hal yang sama terhadap mantan Menteri Pertahanan/Ketua SCAF, Hussein Tantawi, dan wakilnya, Sami Anan, dalam kurun yang sangat cepat. Kedua pejabat tinggi ini dipecat kurang dari dua bulan sejak Mursi memangku jabatan presiden, akhir Juni lalu.

Belajar dari sejarah

Mursi tampaknya cukup cerdas belajar dari sejarah bahwa presiden selalu unggul dalam pertarungan dengan panglima militernya sepanjang sejarah modern Mesir. Mursi juga dinilai cerdik dengan melakukan manuver pembersihan tubuh militer, memanfaatkan momentum insiden penyerangan kelompok militan bersenjata di kamp pasukan perbatasan Mesir di Sinai Utara itu. Sebanyak 16 anggota pasukan perbatasan Mesir tewas dalam serangan tersebut.

Keberhasilan Mursi itu mengakhiri persepsi tentang adanya dua matahari kembar di Mesir, yaitu presiden dan SCAF.

Manuver Mursi itu segera mendapat dukungan luas dari sejumlah kekuatan politik di Mesir, termasuk institusi militer sendiri, serta dari luar negeri, termasuk Amerika Serikat. Hal itu membuat Tantawi tak berkutik.

Pakar urusan keamanan dan strategi, Mayjen (Purn) Mustafa Hejazi, seperti dikutip situs Al Jazeera, mengatakan, serangan di Semenanjung Sinai Utara itu adalah peluang bagi Mursi untuk mendongkel para pejabat tinggi militer dan keamanan yang dianggap lalai dalam peristiwa itu.

Ada juga rumor yang beredar di Kairo bahwa Presiden Mursi mendapat dukungan AS melalui Emir Qatar Sheikh Hamd bin Jaseem Al Thani untuk mengganti perwira tinggi yang sudah terlalu lama menjabat dengan perwira muda. Emir Qatar itu mengunjungi Kairo sehari sebelum Mursi memecat Tantawi dan Sami Anan.

(musthafa abd rahman, dari Kairo, Mesir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com