Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hikayat Runtuhnya Tanah Runtuh

Kompas.com - 04/09/2012, 15:02 WIB

Salah satu catatan tertua tentang gempa di Sulawesi dibuat Alfred Russel Wallace saat berkunjung ke Sulawesi Utara pada Juni-September 1859. Pada 29 Juni 1859 pukul 20.15, Wallace tengah membaca di pondokannya di Rurukan ketika tiba-tiba tanah bergetar. Awalnya getaran itu dirasa lemah. ”Saya duduk diam untuk merasakan sensasi itu”, tulisnya dalam The Malay Archipelago (1869).

Namun, gempa bertambah kuat. Rumahnya bergoyang seperti hendak roboh. Wallace pun menghambur keluar rumah. Teriakan terdengar di seluruh penjuru kampung. ”Tana goyang! Tana goyang!” Semua orang lari di luar rumah, perempuan menjerit dan anak- anak menangis.

Setelah gempa, Wallace menemukan lampu rumahnya jatuh. ”Saya tidak ragu bahwa gempa ini dapat merobohkan cerobong asap dan tembok batu bata. Namun, karena bangunan di sini rendah dan mempunyai kerangka kayu yang kokoh, tidak banyak kerusakan”, tulisnya.

Menurut Wallace, perbedaan antara tragedi dan komedi di Sulawesi sangat tipis. Di satu sisi, terdapat kekuatan alam sangat destruktif: batu-batuan, pegunungan, dan tanah kokoh yang bergetar hebat. ”Kami sama sekali tidak berdaya menghadapi bencana yang setiap saat bisa saja menghabisi kami,” katanya.

Di sisi lain, sejumlah laki-laki, perempuan, dan anak-anak berlarian keluar rumah setiap ada getaran ringan yang tidak berbahaya. ”Hal ini membuat semuanya seolah permainan. Banyak di antara penduduk tertawa,” kisah Wallace.

Sebagaimana diingatkan Wallace, kisah tanah runtuh di Kampung Tanah Runtuh seharusnya tidak pantas dianggap sebagai dongeng belaka, tetapi disikapi dengan kesiapsiagaan....(Laksana Agung Saputra/Amir Sodikin)

Ikuti perjalanan Ekspedisi Cincin Api Kompas di www.cincinapi.com dan nikmati dokumentasi dalam album foto, video, serta foto virtual reality 360 derajat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terpopuler

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com