Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut dan Iran Perkokoh Hubungan

Kompas.com - 02/09/2012, 16:53 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Kepala negara Korea Utara berikrar memperkokoh hubungan dengan Iran dan menegaskan permusuhan yang sama terhadap Amerika Serikat dalam satu pertemuan dengan pemimpin Iran, kata media pemerintah Minggu (2/9/2012).

Kim Young-Nam yang menghadiri KTT Gerakan Non-Blok (GNB) di Teheran bertemu dengan Presiden Mahmoud Ahmadiejad, Sabtu (1/9/2012), untuk menjelaskan "sikap tegas" Pyongyang pada hubungan yang meningkat dengan Iran, kata kantor berita Korut KCNA.

Kim menegaskan tentang perlunya pertukaran bilateral lebih banyak di kalangan delegasi tingkat pejabat tinggi serta meningkatkan hubungan ekonomi dan diplomatik dalam perundingan yang berlangsung dalam "suasana yang berahabat," kata KCNA.

Pihak berwenang Iran mengatakan peningkatkan hubungan bilateral akan bermanfaat bagi kedua negara dan memuji sikap tegas Korut yang antiimperialis dan anti-Amerika Serikat Korut", kata KCNA.

"Dalam perundingan itu kedua pihak bertukar pandangan menyangkut peningkatan kerja sama menyangkut anti-imperialis, front anti-AS dan Gerakan Non-Blok," katanya.

Korut dan Iran keduanya menjadi sasaran sanksi-sanksi internasional atas kegiatan-kegiatan nuklir mereka dan pemerintah mereka sama-sama sangat memusuhi Amerika Serikat.

Dalam lawatan terbaru Kim ke Iran itu, kedua negara juga menandatangani satu perjanjian untuk bekerja sama dalam bidang-bidang sains, teknologi dan pendidikan, kata KCNA.

Kim Young-Nam bertindak sebagai kepala negara karena almarhun pendiri negara itu Kim Il- Sung diumumkan "presiden yang abadi".
Korut yang miskin tetapi memiliki senjata nuklir itu kini dipimpin Kim Jong-Un, cucu Kim Il-Sung.

Satu delegasi Iran mengunjungi Korut Juli untuk berunding dan kedua pihak mengemukakan satu "front bersama terhadap imperialisme dan hegemoni", kata media Korut itu sebelumnya.

Pada Mei 2011 satu laporan sanksi-sanksi PBB mengatakan kedua negara itu diduga berbagi teknologi rudal balistik yang dilarang itu, satu tuduhan yang dibantah Teheran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com