Peringatan Obama itu terjadi saat militer rezim Assad terus meningkatkan pertempuran di beberapa tempat, seperti Damaskus, Aleppo, Deraa, dan kota lain di Suriah. Jet tempur dan granat militer rezim menghantam kota-kota di utara dan sekitar Damaskus, yakni kota Marea dan Tall Rifaat, Selasa (21/8).
Akibat serangan baru itu, sembilan orang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, kata Organisasi Pemantau HAM Suriah (SOHR), Selasa. Sebagian besar korban tewas dalam pertempuran di Suriah ini warga sipil yang tak terlibat perang.
Sehari sebelumnya, reporter perempuan Jepang, Mika Yamamoto (45), tewas dalam serangan oleh lebih dari 15 tentara rezim Assad saat dia tengah meliput gerakan antipemerintah di Aleppo, kota terbesar Suriah. Dengan demikian, sudah empat wartawan asing tewas semenjak krisis Suriah pecah pada Maret 2011.
Obama memperingatkan rezim Assad meski dia tidak menginstruksikan intervensi militer ”pada titik ini”. Ia mengatakan, AS memantau situasi itu secara cermat dan membuat sejumlah rencana menghadapi semua kemungkinan.
Jika rezim Assad mulai menggunakan senjata kimia, itu adalah pelanggaran sebuah ”garis merah”. Assad bakal ditindak dan menanggung ”konsekuensi besar” jika melewati garis merah itu. ”Sikap kita kepada Assad dan pelaku lapangan sudah jelas. Garis merah bagi kita adalah kalau kita mulai menyaksikan senjata kimia digunakan. Itu bisa mengubah kalkulasi,” katanya.
Rezim Suriah, Juli, mengakui, untuk pertama kali memiliki senjata kimia dan biologi. Damaskus juga mengatakan, senjata jenis itu terpaksa akan dipakai jika campur tangan asing semakin nyata di Suriah.
Pengakuan itu menambah satu dimensi baru yang berbahaya dalam konflik yang telah berjalan 17 bulan, dan kini berubah menjadi perang saudara. Pengakuan itu sekaligus menjadi ancaman yang menuai kecaman keras Washington dan para sekutu Barat-nya.
Lebih dari 167 orang tewas pada hari Senin di seluruh Suriah. Korban terbanyak jatuh di Deraa, kota asal mula perlawanan oposisi. SOHR mengatakan, di Aleppo, sembilan orang tewas, termasuk wanita dan anak. Situasi buruk itu didahului berakhirnya misi pemantau PBB.