Perekonomian Italia diperkirakan terkontraksi sebesar 2 persen, faktor ini juga semakin membuat implementasi reformasi menjadi lebih sulit.
Saat ini, investor asing menguasai sepertiga surat utang Italia. Jumlah ini turun dari 40 persen pada tahun lalu. Data dari asosiasi perbankan juga memperlihatkan bahwa deposito asing turun 20 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Para analis ekonomi menyatakan, ketidakpastian politik sebelum pemilu merupakan risiko utama untuk Italia. Warga sudah frustrasi dengan program pengetatan, sementara sistem kepartaian yang lemah dan terpecah belah menimbulkan sentimen anti-Eropa.
Kondisi itu meroketkan popularitas partai populis Gerakan Lima Bintang, yang dimotori komedian Beppe Grillo. Adapun Monti, teknokrat yang dihormati, yang November lalu diminta membawa Italia keluar dari jurang krisis, sudah menyatakan tak akan mencalonkan diri lagi tahun depan.
Mantan PM Silvio Berlusconi, yang sebelumnya menghindari sorotan media setelah digantikan Monti, pekan ini mengumumkan akan kembali mencalonkan diri sebagai kandidat kubu kanan- tengah. Kembalinya Berlusconi turut mengeruhkan prospek politik negeri itu. Dalam beberapa komentarnya, pemilik klub sepak bola AC Milan itu memperlihatkan sikap anti-Eropa, dan mengkritik kebijakan pengetatan anggaran Monti.
Berlusconi, yang sudah tiga kali menjadi PM, secara terbuka juga mempertanyakan keuntungan Italia tetap dalam zona euro.