Pembangkangan dan pembelotan lebih dulu dilakukan sepupu Manaf, Abdel Razzak, beberapa bulan lalu.
Razzak membelot dari militer Suriah dan beralih memimpin Batalyon Farouk, pasukan elite pasukan oposisi Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di Homs.
Dalam pertemuan di Paris, Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton mendesak seluruh negara yang hadir ”memperingatkan” China dan Rusia kalau mereka satu saat nanti harus ”membayar” ulah masing-masing, yang selama ini telah menghambat berbagai upaya menuju kemajuan proses transisi demokratis di Suriah.
Menurut Hillary, pertemuan Sahabat Suriah kali ini tidaklah cukup tanpa memberi peringatan kepada China dan Rusia.
”Satu-satunya cara mengubah itu, setiap negara yang datang sekarang bersama-sama memperjelas kalau mereka berdua akan merasakan akibatnya. Akibat dari ulah mereka menahan dan memblokade upaya penyelesaian (masalah Suriah) selama ini dengan berdiri di belakang rezim Assad. Hal itu sudah tak bisa ditoleransi lagi,” kata dia.
Rusia dan China sebelumnya telah memveto resolusi Dewan Keamanan PBB, yang diajukan untuk menekan Assad.
Deputi Menlu Rusia Sergei Ryabkov, di Moskwa, langsung membantah tuduhan bahwa Rusia mendukung rezim Assad. Rusia dan China tidak hadir dalam pertemuan di Paris ini.
Hillary juga kembali meminta DK PBB mengeluarkan resolusinya di bawah ketentuan Bab 7 Piagam PBB, yang memberi kewenangan pemberian sejumlah tingkatan sanksi terhadap suatu negara, mulai dari sanksi diplomatik, ekonomi, hingga intervensi militer.
Hillary juga menyerukan negara-negara yang hadir untuk menekan Suriah dengan mengeluarkan sanksi bilateral.
Dia juga menyindir ketidakefektifan dan ketidakberdayaan misi supervisi PBB selama ini dalam menghadapi ketidakpatuhan rezim Assad. ”Sangat jelas para pemantau tak bersenjata (PBB) tak mampu memonitor sebuah gencatan senjata, yang memang tak pernah ada dan terjadi di sana,” ujar Hillary.