Kairo, Kompas
Permintaan Palestina itu disampaikan menyusul pemberitaan stasiun televisi Al Jazeera, Selasa malam, mengenai investigasi seputar penyebab kematian Arafat. Investigasi selama sembilan bulan itu menyimpulkan, Arafat meninggal dunia karena keracunan polonium, zat yang bersifat sangat radioaktif. Demikian dilaporkan wartawan Kompas
Kesimpulan itu diambil dari hasil tes dan analisis yang dilakukan Institut Fisika Radiasi di Universitas Lausanne, Swiss, terhadap sejumlah barang pribadi Arafat yang dikenakan saat ia sakit, seperti pakaian, topi, hingga sikat gigi.
Dalam barang-barang pribadi itu terdapat bekas tetesan darah, keringat, air liur, dan air kencing pemimpin Palestina itu. Hasil tes menunjukkan, polonium kadar tinggi telah menggerogoti seluruh tubuh Arafat sebelum meninggal dunia.
Tim medis dari Swiss mengatakan masih membutuhkan analisis lanjutan, khususnya terhadap tulang Arafat atau debu yang berada di sekitar jasadnya.
Jika dalam penyelidikan lanjutan itu nanti diketahui tulang atau debu tersebut mengandung polonium berkadar tinggi, itu merupakan bukti kuat bahwa Arafat meninggal karena diracun.
Anggota Komite Eksekutif PLO, Saeb Erakat, mengatakan, hendaknya tidak ada negara yang menggunakan hak veto untuk menghalangi pembentukan komite penyelidik internasional untuk mengetahui penyebab kematian Arafat.
Erakat menambahkan, hasil investigasi Al Jazeera itu sudah cukup menjadi alasan pembentukan komite internasional. Ia menyatakan kesiapan otoritas Palestina bekerja sama dengan tim medis Swiss yang berhasil menguak adanya polonium pada barang-barang pribadi Arafat.
Pada Selasa lalu, janda Arafat, Suha Arafa, meminta jasad Arafat dikeluarkan dari makamnya di Ramallah untuk mengambil
Menurut Suha, pengambilan sampel tubuh Arafat itu akan membantu mengetahui penyebab hakiki kematian suaminya.
Kantor kepresidenan Palestina juga menyampaikan, tidak ada hambatan secara keagamaan atau politik untuk kembali melakukan otopsi terhadap jasad Arafat. Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah mengeluarkan instruksi kepada komite penyelidik Palestina untuk bekerja sama dengan para pakar.
Erakat juga mengatakan, jika nanti terbukti Arafat meninggal karena dibunuh, aksi menghabisi Arafat itu merupakan keputusan politik. Ia mengungkapkan, para pejabat Israel tahun 2002 sering mengatakan bahwa Arafat adalah hambatan perdamaian yang harus disingkirkan.
Pihak Hamas juga menyerukan segera dibentuk komite tinggi nasional untuk melanjutkan penyelidikan. Salah seorang pejabat Hamas, Ismail Ridhwan, mengatakan, Israel pasti terlibat dalam pembunuhan Arafat.
Mantan Menteri Luar Negeri Palestina Nasser al Qidwa, yang masih keponakan Arafat, langsung menuduh Israel berada dibalik pembunuhan Arafat dengan racun.