JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan massa yang tergabung dalam Global Humaniy Response (GHR), Masyarakat Relawan Indonesia (MRI), Aksi Cepat Tanggap (ACT), Jakmania, dan komunitas Punk menggelar aksi unjuk rasa damai di bundaran Hotel Indonesia sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan atas keperihatinan aksi kekerasan di Suriah dan Myanmar yang terus meningkat.
Ratusan massa tersebut mendesak pemerintah Indonesia untuk turut mengupayakan penghentian aksi kekerasan di dua negara itu. Mereka mengingatkan sikap politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif sebagaimana diatur undang-undang.
"Pemerintah Indonesia harus cepat tanggap mengupayakan perdamaian di negara tetangga (Suriah dan Myanmar). Diplomasi kemanusiaan harus disuarakan oleh pemerintah karena Indonesia punya potensi untuk menjadikan diplomasi kemanusiaan sebagai sarana efektif untuk membangun masyarakat Indonesia dan internasional,"ujar Imam Akbari, Direktur Eksekutif Global Humanity response (GHR) dan Penanggung jawab acara unjuk rasa damai di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Jum'at (29/6/2012).
Dirinya juga menambahkan bahwa masalah kemanusiaan tidak memandang batas-batas ideologi yang diusung oleh negara. Jika dalam suatu negara terdapat pencideraan terhadap kemanusiaan maka tidak dibenarkan ada pembiaran yang dilakukan oleh negara tetangga.
Peristiwa di Suriah dan Myanmar yang memakan korban rakyat sipil menurutnya sangat layak diperjuangkan pemerintah Indonesia melalui Kementrian Luar Negeri. Indonesia dapat memperjuangkan perdamaian lewat sidang umum PBB.
Seperti diberitakan, krisis kemanusiaan Myanmar terkait dengan konflik antara komunitas Buddha dan muslim Rohingya. Sementara di Suriah, konflik militer antara kelompok oposisi dan pemerintah memakan korban rakyat sipil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.