Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Paraguay Dimakzulkan

Kompas.com - 23/06/2012, 16:48 WIB

"Kami tidak ingin kembali ke kediktatoran,'' teriak salah seorang pendemo. Polisi menggunakan meriam air untuk mendorong para pendemo.

Gerakan permakzulan menuduh Lugo ''berkinerja buruk'' saat melakukan penggusuran lahan Jumat pekan lalu, yang menyebabkan tujuh polisi dan setidaknya sembilan petani tewas dalam bentrokan.

Bentrokan terjadi di kawasan timur provinsi Canindeyu saat lebih dari 300 polisi mencoba menggusur 150 petani tak berlahan dari properti yang dimiliki oleh seorang pengusaha kaya yang merupakan lawan politik Lugo.

Penggusuran berubah menjadi kekerasan dan para petani menembaki polisi. Para petani tak berlahan beralasan lahan tersebut diambil secara ilegal selama rezim militer Jenderal Alfredo Stroessner berkuasa tahun 1954-1989 dan dibagikan kepada para sekutunya.

Perselisihan lahan tidak biasa terjadi di Paraguay, di mana sebagian kecil dari populasi memiliki sekitar 80 persen lahan.

Lugo, mantan pastor Katolik yang meninggalkan keuskupan untuk memasuki dunia politik saat terpilih tahun 2008, dalam janji kampanyenya adalah memenuhi kebutuhan kaum miskin dan menjanjikan lahan bagi sekitar 87.000 keluarga tak berlahan.

Sikap Amerika Selatan

Perubahan politik di Paraguay ini mendapat sorotan dari negara-negara Amerika Selatan. Persatuan Negara Amerika Selatan mengirimkan sebuah misi darurat yang berisi sejumlah menteri luar negeri ke Paraguay untuk ''menjamin hak untuk membela demokrasi''.

Presiden Ekuador Rafael Correa memperingatkan bahwa blok bisa memakai ''klausul demokrasi'' untuk memutuskan hubungan dengan Paraguay jika persidangan Lugo tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.

Negara-negara Amerika Selatan mengkhawatirkan bahwa Lugo, presiden Paraguay pertama dari kelompok sayap kiri, adalah korban dari peradilan politik partai Colorado dan kelompok sayap kanan lainnya.

Sejumlah negara Amerika Selatan, termasuk negara tetangga Argentinda dan Bolivia, sudah mengatakan bahwa mereka tidak mengakui pemerintahan baru Paraguay.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com