Meski tidak juara, Ceko tetap banjir pujian. Pasca-Piala Eropa, para pemainnya laku keras di bursa transfer menjadi incaran klub-klub raksasa Eropa.
Keseimbangan permainan menjadi kunci keberhasilan Ceko ketika itu. Mereka punya pemain berkarakter seperti Vladimir Smicer, Patrick Berger, Pavel Nedved, dan Karel Poborsky.
Poborsky bahkan menjadi ikon Ceko setelah membuat gol brilian ke gawang Portugal pada babak perempat final. Menggiring bola sendirian, Poborsky lalu melepas tendangan lob yang bolanya melewati kiper Vitor Baia. Gol tersebut kemudian menjadi trade mark pria berambut keriwil-keriwil itu.
Namun, Kamis (21/6) atau 16 tahun setelah kenangan manis itu, ceritanya menjadi terbalik. Ceko yang kembali bertemu Portugal takluk 0-1 lewat sundulan pemain termahal dunia, Cristiano Ronaldo.
Hal yang mengecewakan, malam itu Ceko tidak menunjukkan permainan yang mengesankan. Mereka bermain pragmatis, lebih bertahan dan hanya menunggu kesempatan matang untuk menyerang. Predikat kereta cepat sepertinya sudah lewat.
Ceko tidak memiliki keseimbangan yang kuat seperti era 1996. Absennya pemain berkarakter, seperti Tomas Rosicky, memberi pengaruh besar. Tanpa Rosicky, irama permainan Ceko tidak terkoordinasi rapi.
Di lini belakang, Ceko masih punya sosok berkarisma pada diri penjaga gawang Petr Cech. Namun, nama besar Cech gagal membendung gedoran permainan Portugal yang bergerak cepat yang dimotori Ronaldo.
Lini depan Ceko yang dipercayakan kepada Milan Baros juga tumpul. Tidak menunjukkan kinerja yang signifikan karena minimnya suplai bola. Secara keseluruhan, Ceko pantas kalah dari Portugal yang berani bermain terbuka.
”Tentu kami kecewa karena kami kalah. Namun, saya ingin berterima kasih kepada para pemain saya untuk performa mereka,” kata Pelatih Ceko, Michal Bilek.
Laga melawan Portugal juga menjadi pertandingan terakhir bagi Baros bersama tim nasional. Pemain berusia 30 tahun ini memutuskan mundur dari timnas.
”Pemain dan pelatih bertepuk tangan lama sekali, mungkin sekitar lima menit. Malam itu terasa sangat panjang dan sangat emosional,” kata juru bicara tim Ceko, Jaroslav Kolar.
Baros memainkan 93 pertandingan internasional bersama Ceko. Sepanjang penampilannya itu, dia menyumbang 41 gol. Puncak kariernya di tim Ceko adalah ketika dia menjadi salah satu pencetak gol terbanyak di Piala Eropa tahun 2004. Pada Piala Eropa kali ini, Baros tidak
Namun, Baros berjuang keras dan namanya kembali dielu-elukan ketika timnya menang 1-0 atas Polandia di penyisihan