Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghormatan bagi Suu Kyi

Kompas.com - 22/06/2012, 02:20 WIB

London, Kamis - Perjuangan Aung San Suu Kyi menegakkan demokrasi di Myanmar mendapat penghormatan tinggi di Inggris, Kamis (21/6). Pemimpin oposisi Myanmar itu menjadi orang pertama bukan kepala negara yang berpidato di depan parlemen Inggris di Westminster Hall.

Hanya empat tokoh dunia yang sebelumnya mendapat kehormatan berbicara di depan gabungan Majelis Rendah (House of Commons) dan Majelis Tinggi (House of Lords) sejak berakhirnya Perang Dunia II. Mereka adalah Presiden Perancis Charles de Gaulle, Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, Paus Benediktus XVI, dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

Dalam pengantarnya, Ketua Majelis Rendah John Bercow menyebut Suu Kyi sebagai ”suara hati bangsanya dan pahlawan kemanusiaan”.

Di gedung berusia sembilan abad itu Suu Kyi meminta dukungan Inggris atas reformasi di Myanmar. Suu Kyi menyebut reformasi itu peluang yang harus dimanfaatkan. ”Jika ini tidak dimanfaatkan, mungkin baru beberapa dekade lagi kami dapat kesempatan sama,” ujarnya

”Negara kami baru mulai perjalanan menuju masa depan yang lebih baik. Banyak tantangan yang dihadapi. Usaha kami telah membawa kami sejauh ini, dan dengan dukungan rakyat Inggris dan warga seluruh dunia kami yakin bisa melangkah lebih jauh lagi,” ujar Suu Kyi, yang disambut dengan standing ovation anggota parlemen Inggris.

Pangeran Charles

Kunjungan Suu Kyi ke Inggris—yang pertama sejak kembali ke Myanmar tahun 1988—mendapat sambutan hangat Pemerintah Inggris. Sehari setelah menerima anugerah doktor kehormatan dari Universitas Oxford, almamaternya, Suu Kyi bertemu Putra Mahkota Inggris Pangeran Charles dan Duchess of Cornwall di Clarence House, Kamis.

Di kediaman resmi Pangeran Charles itu, Suu Kyi menanam pohon Magnolia. Charles mengenal almarhum suami Suu Kyi, Michael Aris, yang adalah ahli Tibet. Charles juga menjadi pelindung kelompok ahli Tibet, Memorial Trust for Tibetan and Himalayan Studies, setelah Aris meninggal tahun 1999.

Hari Kamis itu menjadi hari yang sibuk bagi Suu Kyi, diawali dengan bertemu Menteri Luar Negeri William Hague. Hague memuji Suu Kyi dan Presiden Myanmar Thein Sein atas kemajuan yang telah mereka lakukan di Myanmar. ”Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi Myanmar,” ujarnya.

Suu Kyi juga menemui Perdana Menteri Inggris David Cameron di Downing Street nomor 10. Dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan itu, Cameron menyebut Suu Kyi sebagai inspirasi bagi warga Inggris dan penduduk dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com