Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekitar 90.000 Warga Myanmar Mengungsi

Kompas.com - 20/06/2012, 17:12 WIB

Para pekerja sosial di Myanmar mengatakan sekitar 90.000 orang mengungsi akibat kekerasan antara masyarakat Islam dan Buddha di negara itu.

Progam Pangan Dunia (WFP)  mengatakan bantuan pangan darurat sudah disalurkan kepada dua pertiga dari pengungsi.

Sejauh ini WFP mengatakan sudah berhasil mencapai lebih dari 60.000 pengungsi, antara lain di sekitar Kota Sittwe, Maungdaw, Buthidang serta Rathedaung dan akan meningkatkan operasinya dalam beberapa hari mendatang.

"WFP sudah mencapai lebih dari 66.000 pengungsi dengan bantuan pangan darurat pekan lalu, dengan menyalurkan beras, kacang-kacangan, dan minyak makan," tutur juru bicara WFP, Elisabeth Byrs.

Sementara UNHCR menegaskan akan memberikan bantuan untuk penampungan sementara -antara lain dalam bentuk tenda, selimut, dan kasur- kepada semua pengungsi yang terkena dampak kekerasan di negara bagian Rakhine itu.

"Disebutkan bahwa pemerintah menyediakan 40 tempat penampungan sementara di enam kota di Rakhine dan meminta bantuan kemanusian untuk membantu orang-orang di lokasi tersebut," tutur juru bicara PBB, Martin Nesirky kepada para wartawan pada Rabu (20/06).

Bangladesh menolak pengungsi

Lembaga PBB ini juga mengamati situasi di perbatasan Myanmar dan Bangladesh karena sejumlah pengungsi berupaya melintas perbatasan untuk menyelamatkan diri.

Namun Bangladesh menolak untuk menerima para pengungsi dari Myanmar yang berupaya untuk masuk ke wilayahnya.

"UNHCR mengatakan pemerintah Bangladesh mempertahankan posisinya untuk menutup perbatasan dan menolak lebih dari 100 pengungsi pada hari Senin," tambah Nesirky.

Walau kekerasan sudah mereda, UNHCR berpendapat situasi masih tegang.

Organisasi hak asasi, Amnesty International, sudah meminta agar pemerintah Myanmar mengizinkan lembaga-lembaga bantuan untuk memasuki kawasan-kawasan pengungsian tanpa halangan sama sekali.

Lembaga itu juga mendesak agar dilakukan penyelidikan independen dan memperingatkan walau kekerasan sudah terhenti, masih terjadi pelanggaran hak asasi.

Sejak kekerasan marak awal Juni, lebih dari 50 orang tewas. Kekerasan itu dipicu akibat beredarnya berita yang menyebutkan tiga pria Muslim memperkosa dan membunuh seorang perempuan Buddha.

Negara bagian Rakhine -yang terletak di dekat perbatasan dengan Bangladesh- merupakan wilayah tempat tinggal sejumlah besar umat Islam di Myanmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com