Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Antarsuku, Belasan Milisi Tewas

Kompas.com - 15/06/2012, 04:10 WIB

TRIPOLI, KAMIS - Bentrokan antarsuku kembali terjadi di Libya dan menewaskan sedikitnya 15 milisi dalam dua hari terakhir. Bentrokan itu membuat situasi politik dan keamanan Libya memanas menjelang pelaksanaan pemilihan umum.

Bentrokan selama 48 jam hingga hari Kamis (14/6) tersebut terjadi antara milisi dari kota Zintan—yang turut menjatuhkan Moammar Khadafy tahun lalu—dan suku El-Mashashia. Korban terbanyak berasal dari kubu El-Mashashia, yang dituduh masih setia kepada rezim Khadafy.

Menurut juru bicara pemerintah Kota Zintan, Nasser El-Manee, 14 orang tewas dan 89 lainnya luka-luka dalam bentrokan tersebut.

Pergolakan kedua kelompok tersebut pernah terjadi pada Desember 2011. Waktu itu empat orang tewas. Bentrokan meletus lagi setelah seorang milisi Zintan ditembak kubu lawan.

Menurut El-Manee, pemerintah telah menerjunkan tentara keamanan nasional untuk mengamankan lokasi. Mereka juga mengawasi pergerakan dua kubu yang bertempur itu.

”Menciptakan stabilitas keamanan bukan hanya tugas pemerintah, melainkan juga harus menjadi tanggung jawab semua orang,” kata dia.

Insiden berdarah lain juga pecah di kota Sabha dan Kufra, yang terletak di pedalaman gurun pasir Libya. Di Sabha, patroli keamanan Libya menemukan dua mayat dan 10 orang luka berat. Sementara di Kufra, mereka menemukan satu mayat dan belasan orang luka berat.

Menurut Otoritas Keamanan Libya, perang di gurun itu melibatkan banyak suku. Korban banyak berjatuhan dari suku Afrika Tabu, penduduk asli Libya bagian selatan, dan suku Arab Zwia.

Perpecahan

Kepergian sosok pemimpin kuat di Libya memicu kekacauan dan perpecahan. Pejuang dan milisi liar dari berbagai suku di Libya berjuang mengusung kepentingan masing-masing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com