Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

190 Pelaku Pornografi Anak Diringkus

Kompas.com - 09/06/2012, 18:28 WIB

LOS ANGELES, KOMPAS.com — Kepolisian Amerika Serikat menangkap 190 pelaku pornografi anak dan menyelamatkan 18 anak yang menjadi korban mereka. Sejumlah tersangka diciduk di luar AS.

Mereka ditangkap dalam Operasi Orion yang digelar sepanjang Mei lalu. Sebagian besar ditangkap di berbagai tempat di AS, dan sebagian lagi diringkus di Argentina, Inggris, Filipina, dan Spanyol.

"Banyak kasus eksploitasi anak yang terungkap dalam Operasi Orion ini dimulai dengan anak atau remaja yang melakukan chatting dengan seseorang yang dia kenal secara online," kata Direktur Badan Imigrasi dan Pabean AS (ICE) John Morton, Jumat (8/6/2012).

"Kami berharap operasi ini menjadi peringatan bagi siapa pun yang mengira bisa menggunakan internet untuk mengeksploitasi anak-anak: kami memburu kalian, kami akan menemukan kalian, dan menghukum kalian," ucap Morton.

Operasi Orion menyasar orang-orang "yang memiliki, menerima, mengirim, membagikan, mengiklankan, atau memproduksi gambar-gambar atau film-film pornografi anak," demikian pernyataan ICE.

Salah seorang tersangka adalah seorang pria berumur 35 tahun di Louisiana yang diduga memanfaatkan bocah berusia 7 tahun yang diasuhnya untuk membuat pornografi anak. Lainnya seorang pria 35 tahun yang menawarkan uang kepada remaja 14 tahun untuk berhubungan seks. Remaja itu dikenalnya melalui sebuah situs jejaring sosial.

Di Michigan, seorang lelaki 54 tahun dituduh membujuk bocah di bawah umur untuk berhubungan badan, yang kemudian dipotretnya. Tersangka lainnya, seorang pemuda 28 tahun yang menyimpan lebih dari 1.200 gambar dan 109 video pornografi anak di komputer dan alat penyimpan data lainnya.

Di Los Angeles, delapan orang diringkus. Salah satunya diciduk saat akan bertemu dengan calon korbannya yang berumur 12 tahun yang dikenalnya melalui Facebook. Seorang petugas ICE yang menyamar sebagai si korban melakukan kontak secara online dengan pelaku bernama Theodore Perez (29) itu.

Perez dibekuk di sebuah pusat perbelanjaan ketika akan menemui bocah calon korbannya itu. "Dalam pesan singkat dan percakapan telepon dengan petugas yang menyamar sebagai calon korban, Perez secara tersirat mengatakan ingin melakukan hal-hal tak senonoh dengan bocah itu," ICE melaporkan.

ICE tidak mengungkap penangkapan yang dilakukan di luar AS, selain menyebut penangkapan itu dilakukan di Argentina, Inggris, Filipina, dan Spanyol.

Dalam operasi terpisah, yang disebut Operasi Bulldog, yang diumumkan kejaksaan di Indiana, sembilan orang sudah didakwa menyusul dibongkarnya jaringan pornografi anak internasional, yang tersangkanya diburu hingga Swedia, Serbia, dan Belanda.

"Para terdakwa... sudah diseret ke para penegak hukum dan jaksa federal di sejumlah distrik di seluruh negeri (AS) dan dunia," kata Joseph Hogsett, dari Kejaksaan Indiana.

"Operasi ini mengungkap sebuah sindikat kejahatan berbahaya yang memperdagangkan foto-foto tak pantas dari anak-anak di bawah umur lima tahun," kata Deputi Jaksa Agung Lanny Breuer dalam pernyataan yang dirilis Departemen Kehakiman AS tentang Operasi Bulldog tersebut.

Tentang Operasi Orion, Direktur ICE mengatakan, penangkapan itu juga bisa menjadi kesempatan yang baik untuk memperingatkan anak-anak tentang bahaya para predator anak-anak yang beredar secara online.

"Menjelang libur musim panas ini, anak-anak akan memiliki waktu lebih banyak dan kesempatan lebih luas untuk menggunakan internet. Ini merupakan saat yang tepat untuk berbicara pada mereka tentang bahaya online," papar Morton.

ICE merupakan bagian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri. Sejauh ini lembaga tersebut sudah berhasil membongkar lebih dari 3.000 kasus eksploitasi anak dan menciduk 1.455 pelakunya.

Sementara itu, Badan Penyelidik Keamanan Dalam Negeri (HSI) telah mempelajari jutaan data terkait kasus eksploitasi anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com