KANDAHAR, RABU -
Salah satu kejadian melibatkan dua kali ledakan bom bunuh diri yang terjadi dalam waktu nyaris bersamaan. Insiden ini menewaskan sedikitnya 23 orang dan melukai 50 orang lainnya.
Ledakan bom bunuh diri ”kembar” itu terjadi di dekat sebuah toko kecil, yang berada di sebuah lahan parkir sekaligus lokasi peristirahatan para sopir truk. Truk-truk itu mengangkut suplai logistik ke pangkalan militer Amerika Serikat dan pasukan gabungan NATO, yang berlokasi di pangkalan udara Kandahar.
Menurut Kepala Kepolisian Daerah Kandahar Jenderal Abdul Raziq, bom bunuh diri pertama dibawa dan diledakkan seorang pengendara sepeda motor. Ledakan kedua terjadi ketika warga tengah berupaya membantu para korban yang jatuh akibat ledakan pertama.
Pelaku bom bunuh diri berjalan mendatangi para warga yang panik dan mencoba membantu itu lalu meledakkan bom yang terpasang di badannya.
”Seluruh korban tewas adalah warga sipil. Tak satu pun dari mereka berasal dari kalangan militer,” ujar Raziq.
Sementara itu, juru bicara pemerintahan Provinsi Kandahar, Javid Faisal, mengatakan, kebanyakan dari para korban adalah mereka yang bekerja di toko-toko sekitar lokasi ledakan atau orang yang kebetulan lewat.
Sejumlah korban luka dilaporkan masih berada dalam kondisi kritis. Setelah serangan itu, juru bicara Taliban, Qari Yousef Ahmadi, mengklaim bertanggung jawab.
Lokasi kejadian berjarak sekitar 500 meter dari markas militer Afganistan, atau sekitar lima kilometer dari pintu gerbang utama pangkalan udara Kandahar.
Beberapa jam sebelum ledakan bom bunuh diri ”kembar” itu, serangan udara pasukan NATO menewaskan 15 warga sipil di Provinsi Logar, selatan kota Kabul.
Para korban tewas termasuk di antara mereka tiga wanita dan empat anak-anak berusia satu tahun hingga 10 tahun.
NATO mengklaim serangan dilakukan atas permintaan pasukan darat mereka yang tengah diserang. Namun, aparat keamanan setempat membantah klaim adanya serangan itu.(AFP/AP/BBC/DWA)