Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Nyaman Sebagai Lelaki, Ingin Jadi Perempuan

Kompas.com - 30/05/2012, 10:08 WIB

TANYA :

Dok, saya merasakan dalam diri saya ada yang berbeda sejak kecil.  Yakni, saya merasa adalah seorang perempuan dan itu bertentangan dengan kodrat saya sebagai laki-laki. Namun, saya tidak sepenuhnya mengikuti hasrat tersebut. Saya tetap berusaha menjalani hidup seperti laki-laki yang lainnya. Tentunya, hal ini sangat mengganggu saya dan membuat saya stres setiap malam dan menangis dan saya pun ingin hidup normal seperti yang lainnya. Bagaimana saya harus mengatasi hal tersebut dok? Terimakasih.

(Dani, 18, Bogor)


JAWAB :

Dani yang baik,

Karakteristik gender sebenarnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu genetik (gen) dan lingkungan (fenotip). Jadi, seorang lahir ke dunia ini dengan membawa genetik gender atau jenis kelaminnya yang sudah tertentu yaitu laki-laki atau perempuan dan karakteristik genetik ini semakin didukung oleh lingkungan yang memperkuat karakter gender tersebut.

Misal, seorang anak perempuan dari kecil disiapkan baju-baju berwarna pink sedangkan laki-laki berwarna biru. Masalah mainan juga demikian, perempuan boneka sedangkan laki-laki mobil-mobilan atau senjata. Hal ini dilakukan agar karakteristiknya makin terlihat.

Namun, ada kalanya hal yang terjadi sebaliknya, misalnya pada kasus-kasus di mana orang tua mengharapkan anak yang berbeda jenis kelamin daripada yang sudah terlahir. Akhirnya si anak diperlakukan secara berlawanan jenis kelamin, ini biasanya terjadi pada perempuan yang diperlakukan seperti anak laki-laki. Tidak heran akan ada istilah tomboy. Hal ini berbeda kasusnya dengan masalah preferensi seksual seperti yang terjadi pada homoseksual. 

Untuk kasus-kasus preferensi seksual, maka hal tersebut lebih disebabkan karena faktor genetik, karena faktor lingkungan ternyata banyak tidak mampu menjelaskan fenomena-fenomena sehubungan dengan masalah preferensi seksual. Contoh yang sering menjadi kontroversi adalah apakah homoseksual itu disebabkan karena bawaan genetik di otak atau karena proses yang lebih karena faktor lingkungan.

Sering kali kasus-kasus mengatakan faktor lingkungan ternyata tidak banyak mempunyai pengaruh terhadap pemilihan preferensi seksual seseorang.

Namun hal ini berbeda dengan identitas atau karakteristik gender, jika orang tersebut laki-laki tetapi merasa nyaman dengan kondisi atau karakteristik sebagai perempuan maka ini bisa dimasukkan dalam suatu kondisi gangguan kejiwaan berhubungan dengan identitas gender.

Misalnya laki-laki yang suka menggunakan pakaian wanita, bertingkah seperti wanita dan melakukan hal-hal seperti yang dilakukan wanita. Hal ini perlu dibedakan dari homoseksual karena berbeda. Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan psikiater di tempat anda. Semoga membantu.

Salam Sehat Jiwa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com