Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekuatan Politik Terpolarisasi

Kompas.com - 29/05/2012, 02:12 WIB

Kairo, Kompas - Dua calon presiden Mesir, yakni Muhammad Mursi dan Ahmed Shafik, dipastikan lolos ke putaran kedua pemilihan presiden Mesir. Berbagai kekuatan politik di Mesir pun mulai terpolarisasi dalam memberi dukungan.

Komisi pemilihan umum Mesir hari Senin (28/5) sore secara resmi mengumumkan Mursi, calon presiden (capres) dari Ikhwanul Muslimin (IM), dan Shafik, mantan perdana menteri yang jadi capres independen, memenangkan putaran pertama pemilihan presiden Mesir.

Menurut wartawan Kompas Musthafa Abd Rahman, yang hadir dalam konferensi pers komisi pemilu di Kairo, Mursi menduduki tempat pertama pengumpulan suara dengan meraih 5.764.952 suara. Sementara Shafik berada di tempat kedua dengan 5.505.327 suara.

Pilpres Mesir pekan lalu diikuti 23 juta pemilih, atau sekitar 46 persen dari total pemilik hak pilih di Mesir sebanyak 51 juta orang. Kedua capres dipastikan berhadapan pada pilpres putaran kedua, 16-17 Juni mendatang.

Ketua komisi pemilu Mesir Farouk Sultan menegaskan, pihaknya menolak semua banding yang diajukan terkait hasil pilpres putaran pertama ini karena tidak ada alasan kuat.

Sebelumnya, para capres yang gagal masuk putaran kedua, yakni Amr Mousa, Hamdin Sabahi, Salim Alawa, Khalid Ied, dan Abdul Munim Abul Futuh meminta komisi pemilu menunda pengumuman hasil final pilpres karena dugaan terjadinya kecurangan signifikan dalam pilpres tersebut.

Sejumlah kekuatan di kubu pemuda revolusi mengimbau komisi pemilu menerima banding Sabahi, yang menduduki tempat ketiga dengan meraih lebih dari 4,8 juta suara. Sabahi meminta ada solusi ketiga, yakni pilpres putaran kedua diikuti tiga capres, yakni Mursi, Shafik, dan dirinya.

Peta dukungan politik

Sementara itu, berbagai kekuatan politik di Mesir mulai terpolarisasi mendukung Mursi dan Shafik. Partai Nur, yang merupakan sayap politik gerakan Salafi, hari Minggu menyatakan dukungannya kepada Mursi.

Meski demikian, Partai Nur meminta IM mencapai kesepakatan nasional dengan berbagai kekuatan politik lain dan menghilangkan berbagai faktor pemicu perpecahan politik antara IM dan kekuatan politik lain selama setahun terakhir.

Wakil Ketua Partai Nur Sayyid Mustafa meminta Mursi menyusun konsep lembaga kepresidenan, wakil presiden, dan tim pembantu, serta program kerjanya sehingga bisa lebih menjamin dukungan semua kekuatan politik.

Dalam kesempatan terpisah, para wakil dari 21 partai politik meminta pembubaran IM dan pembentukan lembaga kepresidenan sipil yang terdiri dari tokoh-tokoh revolusi dan para pemuda, dengan imbalan dukungan mereka terhadap Mursi.

Partai-partai politik itu juga siap mendukung Shafik jika ia bersedia melaksanakan tujuan revolusi dan memutus total hubungan dengan rezim Mubarak.

Sejumlah partai kecil, yang di era rezim Hosni Mubarak menjadi partai oposisi boneka, menyatakan mendukung Shafik.

Partai liberal Wafd dan partai sosialis Tajammu’ menyatakan bersedia berdialog dengan Shafik untuk membahas berbagai kemungkinan transaksi politik sebagai imbalan dukungan pada putaran kedua.

Dua capres yang sempat dianggap sebagai kandidat kuat, Amr Mousa dan Abdul Munim Abul Futuh, menolak memberikan dukungan kepada para capres yang lolos ke putaran kedua.

”Kembali ke rezim lama tidak bisa diterima. Begitu pula dengan mengeksploitasi agama dalam politik,” ujar Mousa, mengacu kepada Shafik yang dianggap bagian dari rezim lama, dan Mursi yang mewakili kelompok islamis.

Abul Futuh juga menekankan pentingnya rakyat Mesir tak mendukung capres yang berasal dari rezim lama.

Koordinator kampanye Mursi, Yasser Ali, membantah kabar Mursi sudah menawarkan jabatan wapres kepada Sabahi atau Abul Futuh. (AFP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com