Kelompok Konservatif Kuasai Parlemen Iran

TEHERAN, KOMPAS.com — Parlemen Iran yang memiliki 290 kursi akan dikuasai kelompok konservatif. Tidak jelas jumlah pendukung Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang bakal duduk di parlemen, demikian hasil pemilihan yang disiarkan beberapa media, Minggu (6/5/2012).

Para ahli mengatakan, hasil akhir dalam komposisi anggota parlemen baru itu akan tergantung pada bagaiamana para anggota parlemen "independen" dan mereka disetujui oleh dua kelompok konservatif utama yang bersekutu apabila mereka bersidang bulan ini.

Dan, pemilihan 196 wajah baru hanya menambah ketidakpastian, kata mereka.

Pemilihan putaran pertama pada 2 Maret menunjukkan para angota parlemen dari konservatif dengan mudah meraih kemenangan, dengan 65 kursi tetap belum diputuskan.

Pemilu itu diselenggarakan pada Jumat (4/5/2012) tidak mengubah arah politik kelompok konservatif yang berjanji menyatakan kesetiaan mereka kepada pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, dengan Front Konservatif Bersatu bersama Front Ketahanan Revolusi Islam meraih 44 kursi, kata kantor berita Fars.

Front Persatuan, yang mengecam Ahmadinejad, akan memiliki 65 kursi dalam perlemen baru, sementara Front Ketahanan Revolusi Islam meraih 25 kursi.

Sejumlah 65 anggota parlemen lainnya secara serentak disahkan oleh kedua kelompok itu, sementara faksi-faksi konservatif lainnya meraih 15 kursi.

Kandidat-kandidat reformis, yang memboikot pemilihan itu, kehilangan sebagian besar dari 60 kursi mereka di majelis itu. Mereka kini hanya memiliki 21 anggota, termasuk dua orang yang menang pada Jumat, dalam majelis baru itu.

Parlemen itu juga akan menerima 98 anggota yang bertarung melalui jalur "independen". Banyak dari mereka tidak dikenal, tetapi paling tidak 12 orang telah menyatakan diri mereka sebagai konservatif. Lima anggota parlemen dari minoritas Kristen yang diakui, Yahudi, dan kelompok penganut kepercayaan Zoroastrian.

Para pakar mengatakan tidak jelas sampai parlemen bersidang berapa jumlah anggota parlemen yang mendukung Ahmadinejad.

Pemungutan suara pada 2 Maret adalah pemilu pertama yang diselenggarakan di Iran sejak tahun 2009 ketika Ahmadinejad berkuasa, berdasarkan hasil-hasil yang diperdebatkan yang menimbulkan protes luas dan satu tindakan keras pihak berwenang terutama terhadap para reformis.