Sikap Pemerintah China itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Liu Weimin, dalam jumpa pers rutin di Beijing, Jumat (4/5). ”Sebagai warga negara China, jika dia ingin melanjutkan studi di luar negeri dia bisa menempuh jalur-jalur resmi melalui departemen terkait dan melengkapi semua syarat formalitas seperti warga negara China lainnya,” papar Liu.
Meski hanya mengungkapkan hak-hak yang normal dimiliki rakyat China, pernyataan Liu tersebut menggarisbawahi kesediaan Pemerintah China membiarkan Chen pergi dari China sesuai kemauannya.
Pernyataan itu juga dilihat sebagai bentuk tawaran solusi yang bisa menyelamatkan wajah China di mata dunia karena berarti Chen akan pergi dengan izin resmi China dan tidak terkesan karena tekanan dari AS.
Menurut salah satu teman dekatnya, Chen sudah mendapat undangan untuk studi di New York University, AS.
Persoalan Chen, seorang pengacara otodidak yang dianggap sebagai simbol perlawanan di China, sempat memicu kegaduhan diplomatik antara AS dan China. Setelah lari dari tahanan rumah di Provinsi Shandong, China timur, pekan lalu, ia sempat bersembunyi di Kedutaan Besar AS di Beijing selama enam hari.
Ia bersedia keluar dari Kedubes AS setelah pihak AS mendapat jaminan dari Pemerintah China bahwa keselamatan Chen dan keluarganya akan dilindungi. Chen sebelumnya tak mau pergi dari China dan ingin menjalani pendidikan formal hukum di China.
Namun, setelah Chen bertemu lagi dengan keluarganya, ia merasa keselamatan mereka terancam, dan meminta AS membawa mereka keluar dari China.
Secara dramatis, Chen bahkan berbicara langsung dengan para wakil rakyat AS yang tengah bersidang di Capitol, Washington DC, Kamis (3/5). Dengan didampingi teman yang menjadi penerjemah, Chen menelepon anggota Kongres, Chris Smith, yang memimpin sidang di Capitol.