Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korsel Tuduh Korut Mengacaukan Sinyal GPS

Kompas.com - 03/05/2012, 05:53 WIB

SEOUL, RABU - Ratusan penerbangan sipil di Korea Selatan terganggu dan terpaksa dibatalkan sejak Sabtu pekan lalu. Ini dilakukan menyusul munculnya sinyal-sinyal pengganggu elektronik yang datang dari negara tetangga seteru mereka, Korea Utara.

Menurut Wakil Direktur Komisi Komunikasi Korea Lee Kyung-woo, Rabu (2/5), sinyal-sinyal elektronik pengganggu yang berasal dari Korut itu telah mengacaukan sistem pemosisian global (GPS) di Korsel. ”Kami mengonfirmasi, sinyal elektronik pengganggu itu berasal dari mereka (Korut),” ujarnya.

Kementerian Transportasi Korsel dalam pernyataan resminya menyebutkan, 252 penerbangan terkena dampak akibat kejadian itu. Meski demikian, mereka tidak menyebut siapa pihak yang harus bertanggung jawab.

Mereka hanya merinci, dari total jumlah penerbangan yang terkena dampak tersebut, 241 penerbangan berasal dari maskapai penerbangan Korsel dan 11 penerbangan lainnya dioperasikan oleh 9 maskapai penerbangan asing.

Kejadian serupa pernah dikeluhkan pihak Korsel terhadap Korut. Akan tetapi, saat itu sinyal pengganggu tidak sampai berdampak pada penerbangan sipil.

Ketegangan di antara kedua negara itu memang terus meningkat, terutama pasca-pernyataan Korut yang akan mengujicobakan fasilitas nuklirnya menyusul kegagalan peluncuran roket jarak jauh April lalu.

Pihak Korut marah karena pemerintah Seoul dinilai tidak menghormati Pyongyang saat menggelar peringatan 100 tahun hari kelahiran pendiri negeri itu, Kim Il Sung.

Lebih lanjut disebutkan pula, Pemerintah Korsel telah mengeluarkan peringatan bagi para pilot dan maskapai penerbangan yang beroperasi.

Kim Choon-oh, salah seorang direktur dalam Kementerian Transportasi Korsel, menyebutkan, gangguan terhadap GPS terdeteksi di sekitar Bandar Udara Incheon, yang menjadi salah satu gerbang masuk utama ke negeri itu di sebelah selatan.

”Aparat terkait tengah berupaya melacak asal sinyal elektronik pengganggu itu. Namun, selain masalah itu, tidak ada lagi ancaman serius terhadap keselamatan penerbangan karena pesawat-pesawat itu menggunakan alat navigasi lain,” ujar Kim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com