Tokyo, Jumat
Langkah itu merupakan bagian dari rencana lebih luas yang dirancang untuk meredakan ketegangan dalam aliansi pertahanan AS-Jepang. Sebagian ketegangan berasal dari penolakan warga Pulau Okinawa atas kehadiran militer AS tersebut.
Rencana baru itu, yang diungkapkan beberapa hari sebelum PM Jepang Yoshihiko Noda bertemu Presiden Barack Obama di Washington, membantu kedua negara sekutu mengatasi sebagian persoalan mengenai Pangkalan Udara Futenma.
Itu juga mencerminkan sebuah keinginan Pemerintah AS untuk menyebar pasukan AS lebih luas di kawasan Asia-Pasifik. Ini merupakan bagian dari suatu penyeimbangan kembali prioritas-prioritas pertahanan AS setelah berkutat satu dekade perang di Timur Tengah.
Penarikan mundur pasukan itu mulanya merupakan bagian dari rencana untuk memindahkan pangkalan udara AS di Okinawa ke kawasan lain di Jepang. Namun, para pejabat AS memutuskan memisahkan dua hal itu karena masih ada penentangan terkait relokasi pangkalan.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan di Washington dan Tokyo, kedua pihak mengatakan tetap bertekad memindahkan Pangkalan Futenma dari lokasi sekarang ke daerah perkotaan di sebuah tempat di pesisir.
Relokasi itu ditolak keras oleh penduduk setempat yang ingin agar pangkalan itu dipindah jauh dari Okinawa.
Berdasarkan kesepakatan itu, 5.000 marinir dari 9.000 marinir akan dipindahkan ke Guam dan sisanya ke tempat lain, seperti Hawaii dan Australia, tanpa disebutkan jadwalnya.
Menteri Luar Negeri Jepang Koichiro Gemba mengatakan, kesepakatan ini mencerminkan realitas regional yang terus berkembang.