Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Spanyol: Mohon Maaf, Saya Buat Kesalahan

Kompas.com - 19/04/2012, 05:07 WIB

MADRID, KOMPAS.com — Raja Spanyol Juan Carlos, Rabu (18/4/2012), meminta maaf karena berburu gajah di Afrika sementara rakyat negaranya berjuang keras menghadapi krisis ekonomi yang kian parah.

Dalam sebuah pemintaan maaf kerajaan yang belum ada presedennya itu, Raja berkata, "Saya sangat menyesal. Saya membuat kesalahan. Itu tidak akan terjadi lagi."

Ia berbicara ketika meninggalkan rumah sakit Madrid di mana ia menjalani operasi setelah pinggulnya patah karena jatuh dalam perjalanan ke Botswana. Mail Online melaporkan, Juan Carlos tampak malu dan menggunakan kruk agar bisa berjalan saat keluar dari rumah sakit.

Permintaan maaf itu muncul saat seruan meningkat agar status Sang Raja sebagai presiden kehormatan WWF untuk Spanyol dilucuti. Juan Carlos del Olmo, Sekretaris Jenderal WWF Espana, mengatakan, posisi raja sebagai patron sudah tidak dapat dipertahankan. "Ini masalah citra yang terkirim secara nasional dan internasional ketimbang isu konservasi gajah di Botswana," katanya.

Raja 74 tahun itu berada di bawah kecaman pedas pekan ini setelah melakukan safari mahal ketika Spanyol dan rakyat negara itu berjuang di tengah krisis ekonomi yang memburuk dari hari ke hari. Perjalanan Raja itu terungkap saat ia jatuh dan harus segara dibawa kembali ke Spanyol, Jumat lalu.

Seorang pejabat istana membantah sejumlah laporan yang menyebutkan bahwa Raja meninggalkan Spanyol tanpa memberitahu pemerintah. Pejabat itu mengatakan, Raja telah menyampaikan kepada Perdana Menteri ke mana dia akan pergi. Menteri Kehakiman Alberto Ruiz-Gallardon, Selasa, mengatakan, Perdana Menteri Mariano Rajoy selalu tahu di mana kepala negara berada.

Pejabat istana itu menambahkan, Raja melakukan perjalanan sebagai tamu tidak resmi sehingga tidak ada uang pajak yang dihabiskan.

Laporan-laporan surat kabar, Rabu, menyatakan, Raja menjadi tamu dari Mohamed Eyad Kayali, seorang pebisnis Saudi kelahiran Suriah dan tangan kanan Menteri Pertahanan Saudi, Pangeran Salman. Kayali dikatakan sebagai tokoh kunci dalam mengamankan sebuah konsorsium Spanyol bernilai kontrak 6,7 miliar euro untuk membangun jaringan rel kereta berkecepatan tinggi antara Mekkah dan Madinah.

Banyak rakyat Spanyol tercengang bahwa Raja bisa melakukan sebuah perjalanan yang mewah pada saat rakyatnya setiap hari menghadapi pengangguran yang telah melonjak hingga angka 23 persen, ekonomi yang terus memburuk, dan ketakutan bahwa negara itu akan menyusul Yunani, Irlandia, dan Portugal yang harus membutuhkan bail out.

Bagi banyak orang, perjalanan tersebut membuat komentar terakhir Sang Raja bahwa dia tidak bisa tidur di malam hari karena memikirkan pengangguran di negara itu sebagai sebuah omong kosong belaka.

Sejumlah anggota partai politik telah mendesak Raja untuk meminta maaf. Pejabat istana menegaskan, permintaan maaf semacam itu belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah monarki Spanyol.

Keluarga kerajaan Spanyol sering menjadi berita akhir-akhir ini. Sayangnya, berita-berita itu bukan tentang sesuatu yang baik. Menantu raja, Inaki Urdangarin, menjadi tersangka dalam kasus korupsi. Ia dituduh telah menggunakan posisinya untuk menggelapkan beberapa juta euro dalam kontrak publik melalui sebuah yayasan non-profit.

Lalu, saat Paskah, cucunya yang berusia 13 tahun menembak kakinya sendiri dengan senjata. Padahal, berdasarkan undang-undang Spanyol, orang baru boleh menggunakan senjata ketika berusia 14 tahun.

Hingga saat ini, Juan Carlos selalu menjadi tokoh yang sangat dihormati di Spanyol dan hampir tidak pernah menjadi sasaran kritik, baik dari politisi maupun media. Raja memang jarang mengomentari masalah-masalah terkini Spanyol.

Namun, citra keluarga kerajaan tampak begitu buruk karena kasus Urdangarin. Pada pidato Natal tahun lalu, Raja menegaskan bahwa "semua orang sama di mata hukum".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com