Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Massal Gajah di Kamerun

Kompas.com - 12/04/2012, 07:54 WIB

Memang, perdagangan gading bertambah banyak gara-gara penyelundupan. “Permintahan gading sangat tinggi, terutama di Beijing dan Tokyo. Harganya naik. Makanya para pemburu membunuhi gajah,” katanya.

“Gading banyak manfaatnya. Beberapa gading digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi obat perangsang, perhiasan dan benda-benda seni yang berharga sangat mahal.”

Para pemburu beroperasi di daerah perbatasan. “Mereka menerapkan metoda yang cocok dengan hutan dan mereka sangat berpengalaman. Mereka menjelajahi hutan dengan mengendarai kuda,” jelas seorang serdadu yang baru pulang dari misi di hutan.

Tentara ini tergabung dalam Batalion Intervensi Cepat atau Rapid Intervention Battalion (BIR), satgas khusus yang bertugas untuk menindak para pemburu.

Meski makin banyak militer dikerahkan untuk mencegah upaya pemburuan gajah, namun hewan lindung terus saja dibunuhi.

“Saya baru menemukan bangkai gajah di hutan,” kata serdadu lain. “Hutannya sangat luas. Sayangya tidak ada jalan atau peta. Ini menyulitkan kami dan membatasi ruang lingkup operasi kami,” kata tentara yang lain.

Solusi

Satu-satunya harapan untuk bisa memerangi pemburuan gajah tampaknya harus ada kerjasama internasional antara berbagai negara dan dinas pelestarian satwa liar. “Saya kira kita harus melibatkan negara-negara tetangga Kamerun supaya bisa berhasil menyelamatkan satwa liar yang tersisa. Kalau tidak, gajah akan habis terbunuh.”

“Spesies ini memang benar-benar terancam,” kata John Nditchoua, seorang pakar botani lokal.
“Tiba-tiba banyak pemburu berdatangan dari negara tetangga seperti Cad dan Republik Afrika Tengah,” tambahnya.

Karena tidak ada keingingin politik yang murni, maka nasib gajah di Kamerun sekarang hanya tergantung pada komitmen penuh tentara dan polisi hutan di Taman Nasional Bouba Njida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com