Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak Suriah Mungkin Gunakan Tentara Bocah

Kompas.com - 27/03/2012, 15:45 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - PBB telah menerima laporan bahwa gerilyawan Suriah memanfaatkan anak-anak sebagai tentara dalam perang mereka melawan pasukan Presiden Bashar al-Assad, kata seorang pejabat PBB, Senin (26/3/2012).

"Kami menerima dugaan mengenai (dimanfaatkannya) anak-anak oleh Tentara Suriah Bebas," kata Radhika Coomaraswamy, utusan khusus PBB urusan anak-anak dalam konflik bersenjata, kepada wartawan. Namun perempuan utusan PBB tersebut tak memberi perincian. Ia hanya mengatakan, "Kami belum bisa membuktikan atau memeriksa tuduhan pelanggaran konvensi yang melarang penggunaan tentara bocah yang berusia di bawah 16 tahun."

Tentara Suriah Bebas dipimpin oleh pembelot dari pasukan keamanan Bashar dan pemerintah, yang telah menolak untuk mengizinkan penyelidik hak asasi manusia memasuki negeri tersebut. PBB menyatakan, lebih dari 8.000 orang telah tewas di Suriah dalam satu tahun sejak aksi perlawanan terhadap Presiden Bashar dimulai.

Sementara itu, seorang anggota utama penyelidik hak asasi manusia PBB untuk Suriah mengundurkan diri pada Senin. Ia menuduh Bashar menolak untuk mengizinkan penyelidik memasuki negerinya. Yakin Erturk, ahli hak asasi manusia internasional, meninggalkan komisi tiga-orang saat Dewan Hak Asasi Manusia PBB memperpanjang mandatnya selama enam bulan lagi.

"Saya memutuskan untuk tidak terus, terutama karena keprihatinan saya sebab tak memperoleh izin untuk masuk ke Suriah," kata Erturk kepada AFP. "Ini adalah halangan serius terhadap komisi penyelidikan."

Komisi itu sejauh ini telah mengeluarkan dua laporan. Satu laporan yang dikeluarkan pada Maret menyatakan pasukan Suriah telah menembak hingga tewas beberapa perempuan tak bersenjata dan anak-anak serta menyiksa pemrotes yang cedera di rumah sakit di bawah perintah dari pejabat "tertinggi" pemerintah.

Erturk mengatakan, ia memilik setumpuk bukti bahwa laporan tersebut sangat mungkin, tapi ia merasa ia "tak bisa memberi sumbangan lagi buat penyelidikan itu". Penting bagi penyelidik untuk terus memantau Suriah, kata perempuan tersebut, tapi Dewan Hak Asasi Manusia PBB nanti harus memutuskan apakah komisi penyelidikan adalah cara terbaik.

Dewan itu pada Jumat lalu memperpanjang mandat penyelidik tersebut, yang dipimpin oleh Sergio Pinheiro dari Brasil dengan anggota Karin Abu Zeid dari Amerika Serikat, sampai September, ketika seorang penyelidik khusus dapat mengambil-alih tugasnya.

Erturk adalah mantan pelapor khusus hak asasi manusia PBB mengenai kekerasan terhadap perempuan dan masih menjadi anggota komite Dewan Eropa bagi Pencegahan Penyiksaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com