Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lautan Manusia di Masjidil Haram

Kompas.com - 24/03/2012, 06:59 WIB
Subhan SD

Penulis

Akhirnya banyak warga dunia yang kembali ke alam spiritualisme, kembali ke agama. Sejak lebih 20 tahun silam, banyak warga AS membawa keluarganya kembali ke gereja-gereja. Padahal 20 tahun sebelumnya, mereka menolak itu.

Di negara-negara komunis seperti Uni Soviet (saat itu) dan China, bahkan banyak kaum mudanya terpesona dengan ajaran-ajaran agama. Gerakan perlawanan terhadap gaya hidup kebarat-baratan tumbuh di Iran, Afganistan, Timur Tengah, termasuk juga di Indonesia walau dalam lingkup tidak masif.

Agama ternyata tidak layu oleh modernitas. Dalam khutbah Jumatnya kemarin di Masjidil Haram, khotib mengatakan bahwa agama justru membawa umat manusia dari abad kegelapan menuju abad terang benderang.

Penyucian hati
Tak mengherankan, lebih 20 tahun silam, futurolog John Naisbitt dan Patricia Aburdene (Megatrends 2000, 1990), telah memprediksikan bahwa kebangkitan agama menjadi tren jelang abad ke-21. Bagi Naisbitt dan Aburdene, tren itu muncul sebagai jawaban terhadap kegagalan yang diterapkan peradaban Barat. Naisbitt dan Aburdene rasanya tidak keliru.

Kini, di depan Ka'bah, saya merasakan kerinduan kembali umat Islam kepada agamanya. Mereka datang dari berbagai penjuru dunia, mulai benua Eropa, Afrika, Asia, Amerika, Australia. Orang Indonesia yang merupakan bagian dari lingkungan masyarakat global, juga makin banyak yang berumrah.

Berumrah tidak lagi mengenal musim, karena dilakukan hampir setiap waktu, tentunya di luar musim haji. Masjidil Haram di Mekkah juga Masjid Nabawi di Madinah, tampak seperti lautan manusia yang tak pernah kosong kapan pun juga. Boleh jadi mereka ingat betul sabda Nabi Muhammad SAW tentang umrah.

Dari Abu Hurairah, "Nabi bersabda bahwa dari umrah ke umrah berikutnya adalah sebagai penebus dosa di antara keduanya, dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga". Dengan umrah tentunya ada proses penyujian hati, seperti hadits Nabi yang juga disampaikan oleh Abu Hurairah bahwa, "barang siapa yang menunaikan ibadah haji/umah karena Allah SWT lalu ia tidak berkata kotor dan tidak maksiat, niscaya ia kembali (ke negerinya) seperti ketika ia dilahirkan ibunya".

Bagi yang ikhlas dan menjaga perilaku baiknya, maka umrah bisa menjadikan kita seperti lembaran putih kembali. Labbaik Allahumma labbaik... (M Subhan SD melaporkan dari Mekkah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com