Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pekerja Italia Lawan PM Monti

Kompas.com - 22/03/2012, 04:34 WIB

ROME,Rabu - Perdana Menteri Italia Mario Monti, Selasa (20/3) malam, di Roma, terus membahas tentang perubahan perundang-undangan soal ketenagakerjaan. Perubahan ini menuai kontroversi. Perubahan perundang-undangan merupakan bagian dari reformasi ekonomi, juga berisi penghematan anggaran negara. Namun, sejumlah serikat pekerja melakukan perlawanan.

Reformasi ekonomi, dengan fokus penghematan uang negara, merupakan salah satu janji pemerintah kepada Bank Sentral Eropa tahun lalu untuk membantu zona Eropa keluar dari krisis. Pada Selasa malam, Monti bersama para menteri, perwakilan serikat pekerja, dan pebisnis berunding untuk mencapai kesepakatan soal perundang-undangan.

Salah satu tujuan perubahan adalah menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda dan membantu mengatasi beban akibat pelemahan ekonomi. Pengurangan privilese para pekerja menjadi inti.

Tantangan muncul. Serikat pekerja terbesar Italia, Konfederasi Umum Pekerja Italia (CGIL), menyatakan akan menjegal reformasi ketenagakerjaan. Susanna Camusso, pemimpin CGIL yang berhaluan kiri, menuduh pemerintah berusaha memecahkan berbagai persoalan dengan kemudahan memecat pekerja. Mereka juga menyatakan, Monti tidak pernah memperlihatkan sikap mengulur soal pemecatan pegawai. ”Kami akan memobilisasi massa dan akan melakukan apa pun untuk melawan,” kata Camusso, Selasa malam.

Pengusaha juga menekan

Confindustria, perkumpulan para pengusaha, di sisi lain mengancam tak akan menandatangani perubahan tersebut jika Monti terlalu banyak mengakomodasi permintaan serikat pekerja.

Ada aturan baru yang mengubah drastis perundang-undangan tenaga kerja di Italia yang sudah berusia 40 tahun itu. Para pekerja yang diberhentikan dengan alasan apa pun berhak mengajukan banding di pengadilan. Jaksa juga dapat memaksa perusahaan mempekerjakan kembali orang yang pernah diberhentikan.

Rencana perubahan peraturan itu akan membentuk pasar ketenagakerjaan yang berjenjang. Para pekerja senior mendapatkan gaji lebih tinggi dan pekerja pemula mendapatkan gaji lebih rendah. Para pekerja pemula akan dengan mudah dikeluarkan pada masa ekonomi sulit.

”Usulan pada aturan yang baru itu memperbolehkan perusahaan memberhentikan pekerja untuk alasan ekonomi. Akan tetapi, para pekerja akan mendapatkan kompensasi hingga 27 bulan gaji,” demikian isi keterangan dari Menteri Kesejahteraan Elsa Fornero.

Beberapa ekonom mengatakan, reformasi yang ditawarkan Monti masih terlalu ringan untuk menjadi obat mujarab bagi penyakit ekonomi. Italia didera lilitan utang.

Reformasi peraturan itu juga dianggap terlalu banyak memberikan perlindungan terhadap pekerja tetap. Namun, usulan dalam peraturan baru itu kurang memperhatikan nasib ratusan ribu pekerja pemula dan para pekerja kontrak.

Monti menargetkan akan mencapai kesepakatan dengan pekerja dan pengusaha akhir bulan ini. Kesepakatan ini masih harus mendapatkan persetujuan dari parlemen. ”Jika parlemen mendukung, kami akan dapat menyatakan bahwa pasar tenaga kerja Italia telah diperbarui sehingga tidak ada lagi hambatan bagi para pengusaha,” ujar Monti, yang dijadwalkan akan melawat ke beberapa negara di Asia untuk mengundang para investor.

Mengatasi inefisiensi pada pasar tenaga kerja Italia merupakan tantangan terbesar yang harus diatasi Monti. Para pekerja kompak dan memiliki pengaruh yang kuat.

Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi telah berulang kali mendesak agar ada upaya untuk menyeimbangkan pasar tenaga kerja Italia. Tujuannya adalah meringankan beban perusahaan dan memberikan kesempatan lebih besar kepada pemuda dan perempuan pekerja.

Di Italia, negara ketiga terbesar di zona euro, hanya 57 persen dari angkatan kerja yang memiliki pekerjaan. Ada dua juta orang yang tidak memiliki pekerjaan. Hanya 20 persen warga berusia 15-24 tahun yang bekerja, sementara di Jerman 46 persen untuk kategori serupa.

Negara ini terkenal dengan reputasi murah hati dengan memberikan jaminan sosial. Dibandingkan dengan sejumlah negara lain, Italia tergolong paling memanjakan pekerja.

Namun, pada saat ekonomi sedang menghadapi krisis, beban seperti ini memberatkan perusahaan. Persoalan lain di Italia dan sejumlah negara maju, rata- rata usia pekerja sudah kurang energik. (AP/AFP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com