Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Logam Tanah Jarang

Kompas.com - 15/03/2012, 03:06 WIB

”Ini membuat kami tak punya pilihan lain kecuali menggugat kembali aturan ekspor China, untuk menjamin akses yang adil bagi para pengusaha kami akan material ini,” tutur De Gucht. Dia menambahkan, harga LTJ di luar China bisa mencapai dua kali lipat dari harga di dalam negeri.

Januari lalu, AS, UE, dan Meksiko juga menggugat China ke WTO atas tuduhan membatasi ekspor bauksit, seng, dan magnesium. Saat itu WTO memutuskan China bersalah.

Kali ini, selain mempermasalahkan pembatasan ekspor LTJ, AS, UE, dan Jepang juga menggugat pembatasan ekspor logam tungsten dan molibdenum.

Perlu dilakukan

China mengaku tak bersalah dalam menerapkan kuota ekspor LTJ. Menurut China, pembatasan ekspor perlu dilakukan untuk melindungi cadangan yang terus menipis dan tak bisa diperbarui.

Pembatasan produksi juga dilakukan untuk melindungi lingkungan. Proses pemisahan LTJ dari mineral induknya membutuhkan banyak cairan asam sehingga menyisakan limbah radioaktif.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Liu Weiming, mengatakan, pemerintah kini telah menetapkan kuota produksi dan berhenti mengeluarkan izin perusahaan tambang LTJ baru.

China juga mengatakan, penguasaan mutlak China atas pasar LTJ dunia saat ini bukan salah mereka, tetapi karena negara-negara pemilik cadangan LTJ, termasuk AS, berhenti memproduksi logam itu. AS, Kanada, dan Australia memiliki cadangan besar LTJ, tetapi berhenti memproduksi sejak 1990-an. Alasan mereka adalah polusi dan tak mampu bersaing dengan produk China yang lebih murah.

Liu mengatakan, negara-negara tersebut harus mulai aktif mengeksplorasi dan mengembangkan produksi LTJ masing-masing dan berbagi tanggung jawab dengan China dalam memasok kebutuhan dunia.(Reuters/AP/AFP/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com