LYON, SELASA
Operasi yang digelar oleh kepolisian nasional di setiap negara itu juga menyita 250 komputer dan perangkat teknologi informasi lain serta telepon mobil di 40 lokasi di 15 kota. Selain di empat negara tersebut, jaringan server di Ceko dan Bulgaria, yang selama ini digunakan oleh para peretas tersebut, juga telah diblokir.
”Operasi Unmask dilakukan sejak pertengahan Februari menyusul terjadinya serangan terkoordinasi di dunia maya yang berasal dari Argentina, Cile, Kolombia, dan Spanyol,” demikian bunyi pernyataan resmi Interpol, yang bermarkas di kota Lyon, Perancis, Selasa.
Sejumlah 4 dari 25 tersangka tersebut ditangkap di kota Madrid dan kota lain di Spanyol. Polisi Spanyol mengatakan, satu tersangka yang ditangkap di Malaga adalah orang yang selama ini menggunakan julukan Thunder atau Pacotron.
Orang tersebut selama ini dikenal sebagai koordinator jaringan komputer yang digunakan kelompok Anonymous di Spanyol dan Amerika Latin untuk menyerang sasaran-sasaran mereka melalui server di Bulgaria dan Ceko.
Para tersangka di Spanyol ini ditangkap atas tuduhan merusak tampilan laman-laman resmi partai politik atau perusahaan, dengan menambahkan gambar taring pada foto-foto wajah tokoh yang tidak mereka sukai.
Selain itu, mereka juga memublikasikan data pribadi para polisi dan pengawal pribadi yang bertugas menjaga istana Kerajaan Spanyol dan kantor perdana menteri.
Operasi tersebut dilakukan dengan menyisir rekaman data komputer untuk melacak alamat protokol internet (IP address) para tersangka, dan berhasil menjaring 10 tersangka di Argentina, enam di Cile, dan lima orang di Kolombia. Para tersangka diketahui berusia 17-40 tahun.
Di Santiago, Cile, polisi menangkap enam tersangka, yang terdiri atas lima warga Cile dan satu warga Kolombia. Mereka dituduh mengubah tampilan laman-laman penting, termasuk Perpustakaan Nasional Cile, dan melakukan serangan DoS (denial of service) terhadap laman perusahaan listrik Endesa dan Hidroaysen.