Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gillard Kalahkan Rudd

Kompas.com - 28/02/2012, 03:14 WIB

Canberra, Senin - Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Senin (27/2), menyatakan ”drama politik” Partai Buruh telah berlalu. Dia menyatakan itu setelah lolos dari tantangan Kevin Rudd. Gillard bertekad memusatkan perhatian untuk memenangi pemilu mendatang.

PM perempuan pertama negara tersebut mempertahankan jabatannya sebagai ketua partai. Dia mengalahkan Rudd, mantan ketua partai dan mantan menteri luar negeri, dengan 71-31 suara dalam pemungutan suara rahasia dari total 103 anggota parlemen Partai Buruh.

Pada konferensi pers, Gillard mengatakan pertempuran di Partai Buruh itu ”buruk” dan warga Australia telah muak dengan pertikaian politik. Dia menjanjikan pemerintahannya akan bersatu dan mendahulukan kepentingan pemilih. Gillard yakin Partai Buruh bisa memenangi pemilu mendatang yang dijadwalkan berlangsung sebelum pertengahan 2013.

”Hari ini saya ingin mengatakan kepada rakyat Australia... soal kepemimpinan kini telah ditetapkan,” kata Gillard setelah pemungutan suara yang mengakhiri harapan Rudd untuk kembali menjadi PM.

”Saya mengerti bahwa banyak orang Australia yang meragukan apakah Partai Buruh akan bersatu. Kita telah bersatu dulunya dan kita akan melakukan itu juga sekarang,” katanya.

”Saya sangat yakin, dengan bersatu, kita bisa memenangi pemilu mendatang. Saya akan membawa Partai Buruh ke pemilu itu dan saya yakin kita bisa memenangi pemilu itu,” ujarnya.

Badan jajak pendapat Newspoll hari Senin memperlihatkan bahwa peringkat Partai Buruh naik dua poin menjadi 47 persen walau masih tertinggal dari peringkat kubu oposisi yang mendapat 53 persen.

Di sisi lain, Rudd berlapang dada. ”Saya menerima putusan kaukus dan saya akan mengabdikan diri untuk bekerja sepenuhnya agar dia terpilih kembali sebagai PM Australia, dan saya akan melakukan itu dengan sepenuh kemampuan saya,” kata Rudd kepada wartawan seusai pemberian suara.

Gillard mengatakan akan segera mengumumkan seorang menteri luar negeri yang baru untuk menggantikan Rudd. Namun, mungkin Gillard akan menggunakan kesempatan itu untuk perubahan komposisi menteri lain dan menggantikan menteri-menteri pendukung Rudd.

Gillard juga akan mengganti Wakil Menteri Keuangan Mark Arbib, pemimpin senior faksi yang membantu kudeta internal partai terhadap Rudd pada tahun 2010. Arbib mengumumkan bahwa dia akan meninggalkan dunia politik. Dia mengatakan pengunduran dirinya untuk menunjukkan itikad baik demi persatuan partai.

Arbib duduk di Majelis Tinggi Senat dan pengunduran dirinya tidak akan mengancam partai karena kursinya akan diisi oleh seorang kandidat Partai Buruh lainnya.

Tak mau memaafkan

Gillard mengatakan tidak merencanakan perubahan kebijakan besar pada pajak karbon yang tidak populer, yang akan dimulai 1 Juli. Ini bertujuan untuk mengenakan pajak 30 persen pada sektor pertambangan batubara dan bijih besi.

Rudd naik ke tampuk kekuasaan dalam kemenangan telak pada pemilu 2007. Ini mengakhiri lebih dari satu dekade kekuasaan kubu konservatif. Namun, serangkaian kesalahan kebijakan membuatnya kehilangan kepercayaan dari para pemimpin partai. Dia disingkirkan dan digantikan oleh Gillard yang lebih pragmatis.

Para pengamat mengatakan, Rudd tidak pernah memaafkan Gillard dan secara dramatis mundur sebagai menteri luar negeri, pekan lalu. Walau Gillard menang, para analis mengatakan bahwa akan sulit bagi partai tersebut untuk pulih dari pergolakan partai itu.

Pengamat kemenangan Gillard tidak mengakhiri keraguan. ”Saya rasa pemerintah akan terus berjuang dan kembali pada keberhasilan kebijakan, keberhasilan dalam legislatif. Masalahnya, akan selalu ada spekulasi mengenai kesempatan bagi partai untuk memenangi pemilu 2013,” kata Rodney Smith, ahli politik dari Sydney University.

Sebelumnya, para pendukung Rudd mengatakan, apa pun hasilnya, Gillard harus menaikkan popularitas pemerintah dalam. Juga ditambahkan bahwa Gillard masih bisa disingkirkan.

Pasar uang tidak memberikan perhatian karena sedikit perbedaan kebijakan Gillard dan Rudd.

(Reuters/AFP/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com