Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertahanan China Diperkuat

Kompas.com - 15/02/2012, 07:38 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - China melipatgandakan anggaran pertahanannya antara tahun 2011 dan 2015. Bahkan, Pemerintah China berani menggunakan kas tambahan untuk modernisasi senjata dan armada pertahanan. Kenaikan fantastis pada tahun 2015 akan mengalahkan total anggaran pertahanan negara-negara kunci di Asia Pasifik.

Hal itu disampaikan kelompok peneliti global IHS, Selasa (14/2/2012), di Singapura, bertepatan dengan pembukaan pameran dirgantara, Singapore Air Show, yang diadakan dua tahun sekali. Skala pameran mengukir rekor baru dengan hadirnya semua perusahaan tingkat tinggi di bidang penerbangan dan pertahanan.

China diwakili China National Aero-Technology Import & Export Corporation (Catic), Commercial Aircraft Corporation of China (Comac), dan tiga perusahaan lainnya. Pesawat produksi China, C-919, pesawat tempur Xiao Long, dan pesawat tanpa awak Yi Long akan menjadi fokus dalam pameran ini.

Dua kali lipat

Anggaran pertahanan China pada tahun 2011 ialah 119,8 miliar dollar AS. Di tahun 2015, anggaran akan dinaikkan dua kali lipat menjadi 238,2 miliar dollar AS, atau mengalami kenaikan sekitar 18,75 persen per tahun dalam kurun waktu tersebut.

Kenaikan anggaran untuk tahun 2015 itu melampaui semua anggaran dari 12 negara di Asia Pasifik, yang diperkirakan mencapai total 232,5 miliar dollar AS. Kisaran anggaran China itu setara empat kali belanja pertahanan Jepang pada tahun yang sama. China tampaknya ingin memperkuat pertahanannya melampaui negara-negara lain.

”Beijing mampu menyisihkan porsi yang semakin besar dari keseluruhan anggaran untuk pertahanan dan terus membangun kemampuan militernya selama lebih dari dua dekade. Jumlahnya terus meningkat kecuali ada bencana ekonomi.” kata Rajiv Biswas, ekonom senior IHS Global Insight Asia-Pasifik.

Pertumbuhan anggaran pertahanan China—sekitar 12 persen per tahun dari 2000-2009—diuntungkan dari lonjakan proyeksi produk domestik bruto ekonomi dalam tiga tahun ke depan.

Menurut IHS, China bahkan akan menggunakan kas tambahan untuk memodernisasi peralatan sambil mengurangi tenaga kerjanya. Biaya untuk personel angkatan bersenjatanya akan dinaikkan, tetapi kenaikannya masih lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan belanja peralatan atau persenjataannya.

Selain China dan Jepang, IHS juga melacak pengeluaran militer India, Korea Selatan, Australia, Taiwan, Singapura, Indonesia, Pakistan, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Selandia Baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com