Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suriah 'Tolak' Usulan Damai Liga Arab

Kompas.com - 13/02/2012, 15:03 WIB

Suriah telah "menolak secara kategoris" sebuah usulan resolusi yang diajukan Liga Arab untuk mengirim misi perdamaian yang dimotori oleh Liga Arab dan PBB dalam rangka mengakhiri konflik berdarah yang sudah berlangsung 11 bulan di negeri itu.

Rancangan resolusi itu belum secara resmi dirilis, meski wartawan BBC sudah membacanya, antara lain berisi pernyataan bahwa Liga mengakhiri seluruh kerjasama diplomatik dengan Suriah.

Menurut Liga Arab, lembaga itu berniat "membuka jalur komunikasi dengan kelompok oposisi di Suriah dan menyediakan seluruh dukungan politis dan material dalam rangka menyukseskannya," serta mendesak agar kubu oposisi bersatu-padu.

Sikap Liga ini diambil setelah sepekan lalu usulan resolusi yang diajukan Liga ke depan sidang DK PBB gagal disahkan karena diveto Rusia dan China.

Menurut wartawan BBC Jeremy Bowen di Kairo, resolusi baru ini menggunakan bahasa sangat keras , terkeras yang pernah dipakai Liga dan karena itu kemungkinan rancangan resolusi akan dilempar kembali ke meja DK PBB.

Sementara menurut utusan Damaskus di markas Liga Arab di Kairo, Yusuf Ahmed, rancangan resolusi itu "mencerminkan histeria pemerintah negara-negara di belakangnya."

Sementara di New York, Sidang Umum PBB sedang bersiap menggelar debat tentang Suriah.

Kepala kantor PBB untuk urusan HAM Navi Pillay, yang sejak awal sangat tajam mengkritik tindakan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, dijadwalkan bicara di depan sidang ini.

Makin kisruh

Rancangan resolusi terbaru ini menurut wartawan BBC menunjukkan makin terisolirnya pemerintah Suriah dari lingkaran diplomatik negara sekitarnya di kawasan Arab. Meski demikian apakah resolusi itu akan berhasil menembus pengesahan, masih akan sangat tergantung pada sikap Moskow yang selama ini dinilai melindungi mitra dagang dan sekutu lamanya di jazirah Arab itu.

Rancangan tersebut secara resmi mengakhiri misi pemantau yang dikirim Liga Arab sejak tahun lalu dan sempat dibekukan pada Januari karena kritik tajam bahwa misi gagal menghentikan kekerasan di Suriah.

Pada hari Minggu, kepala misi yang kontroversial, karena dianggap justru lebih condong pada suara rezim Assad, Jendral Mohammed al-Dabi asal Sudan sudah menyerahkan pengunduran dirinya.

Sementara perkembangan lain yang justru makin membuat konflik ini kisruh adalah pernyataan pimpinan al-Qaeda Ayman al-Zawahiri yang mengatakan dalam sebuah siaran video bahwa organisasinya mendukung perlawanan terhadap Presiden Assad dan kelompok oposisi Suriah tak perlu menggantungkan harapan mendapat dukungan dari negara Barat atau Liga Arab.

Muncul sejumlah laporan bahwa intelejen AS mencurigai kelompok Al-Qaeda-lah yang terlibat dalam dua ledakan mematikan di kota Aleppo pekan lalu.

Pemboman lagi

Aksi kekerasan sendiri masih berlangsung di kota-kota yang dilanda konflik di Suriah. Di Homs sepanjang hari Senin dilaporkan pemboman dan tembakan tank serta mortir terus terdengar.

"Tembakan dari tank terus-menerus terdengar di wilayah Baba Amr sementara pemboman di (distrik) al-Waer mulai sejak semalamam," kata pegiat Mohammad al-Hassan kepada Reuters.

Akibat bentrokan senjata selama beberapa saat saja, sudah sedikitnya empat orang tewas di Baba Amr pada hari Minggu lalu, lapor Pemantau HAM Suriah.

Jumlah korban dilaporkan mencapai sedikitnya 35 orang sepanjang Sabtu. Kelompok HAM setempat mengatakan lebih dari 7.000 orang tewas di seluruh Suriah sejak konflik meletus bulan Maret lalu. Sementara menurut pemerintah, sedikitnya 2.000 anggota angkatan bersenjata tewas saat tugas memerangi "gang and teroris bersenjata."

Klaim dari dua kubu ini sulit dilacak kebenarannya karena pemerintah setempat membatasi akses media asing masuk ke negeri itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com