Sementara itu, Koordinator Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jawa Timur, M Cholily, TKI yang bekerja di Singapura hampir semuanya kurang dibekali pelatihan.
Padahal, pelatihan sangat penting karena situasi rumah di sana berbeda dengan di Indonesia. Sehingga, pelaksanaan kerja para pembantu rumah tangga tersebut cukup membahayakan jiwa mereka karena lokasinya berada di tempat ketinggian yang membahayakan.
"Menjemur pakaian, membersihkan jendela atau apapun di lokasi lantai 8 sangat membahayakan. TKI asal Indoensia, tidak terbiasa bekerja ditempat seperti itu," katanya.
Namun, Cholily mencurigai kasus yang menimpa Ririn Handayani itu. Karena hampir setiap bulan ada 3 sampai 4 kasus TKI di Singapura meninggal akibat kasus yang sama.
"Menurut saya, patut dicurigai. Bisa saja bunuh diri karena faktor adanya tekanan dari majikan hingga menyebabkan bunuh diri. Bisa saja faktor pelecehan seksual," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.