KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pulang dari perundingan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus. Menurut warta AFP pada Rabu (8/2/2012), Lavrov menolak menjawab pertanyaan apakah Rusia mendesak Bashar mundur. "Setiap hasil dialog nasional harus dihasilkan persetujuan antara rakyat Suriah sendiri dan harus disetujui seluruh rakyat Suriah," kata Lavrov kepada wartawan.
"Berusaha mempercepat memutuskan hasil dari dialog nasional itu pada hakikatnya bukan tugas masyarakat internasional," kata Lavrov sembari menambahkan pemerintah dan semua kelompok oposisi harus duduk bersama untuk berunding.
"Semua pihak yang memiliki pengaruh atas kelompok-kelompok oposisi Suriah harus mendesak mereka memulai perundingan dengan pemerintah Bashar," tambahnya lagi.
Lavrov yang mendapat sambutan hangat seperti seorang pahlawan oleh para pendukung Bashar ketika tiba di Damaskus, juga mengatakan pemanggilan pulang para utusan dari Damaskus tidak akan membantu rencana Liga Arab.
"Saya kira pemanggilan pulang para duta besar itu tidak akan membantu mewujudkan kondisi-kondisi yang akan mendukung realisasi rencana Liga Arab," katanya.
Usir
Sehari setelah Amerika Serikat menutup kedutaannya di Damaskus, Perancis, Italia, Belanda, dan Spanyol juga bersama Inggris serta Belgia, Selasa kemarin, memanggil pulang dubes-dubes mereka untuk Suriah untuk konsultasi-konsultasi.
Enam negara Arab Teluk Persia mengatakan mereka memutuskan akan mengusir utusan-utusan Suriah dan menarik dubes-dubes mereka dari Damaskus sebagai protes atas "pembunuhan massal" warga sipil. "Bagi kami setidaknya logika ini tidak jelas," kata Lavrov
"Sama tidak jelasnya dengan keputusan tergesa-gesa membekukan tugas misi Liga Arab di Suriah," tuturnya.