MIRANSHAH, KOMPAS.com - Serangan sebuah pesawat tanpa awak AS menewaskan 10 gerilyawan di daerah Waziristan Utara, Pakistan, dekat perbatasan Afghanistan, Rabu (8/2/2012), kata para pejabat keamanan dan penduduk. Serangan tersebut merupakan yang kelima tahun ini.
Program pesawat tanpa awak Badan Intelijen Pusat (CIA) AS, satu unsur penting dalam usaha kontra-terorisme, tampaknya dihentikan setelah satu seragan udara NATO dari perbatasan Afghanistan yang menewaskan 24 tentara Pakistan, yang membuat Pakistan marah. AS memulai kembali serangan-serangan dengan pesawat-pesawat tanpa awak itu dengan menembakkan rudal-rudal ke sebuah rumah yang diduga tempat bersembunyi para gerilyawan di desa Thapi, 15 kilometer di timur Miranshah, kota Waziristan Utara.
Rumah tersebut hancur dan 10 orang yang diduga gerilyawan tewas, kata para pejabat keamanan Pakistan.
Penggunaan pesawat tidak berawak di daerah Pakistan itu ditentang keras sebagian besar masyarakat dan para politikus Pakistan, yang menganggap serangan-serangan itu sebagai pelanggaran kedaulatan yang menimbulkan korban sipil dan itu tidak bisa diterima. Walaupun ada sikap publiknya yang seperti itu, Pakistan secara diam-diam mendukung program pesawat tanpa awak itu sejak Presiden Barack Obama menggalakkan serangan udara itu begitu berkuasa tahun 2009.
Sejumlah kelompok gerilyawan yang memiliki pangkalan-pangkalan di daerah-daerah suku Pashtun di Pakistan barat laut, mendapat keuntungan dari perbatasan yang rapuh dengan Afghanistan untuk melancarkan serangan lintas perbatasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.