Jakarta, Kompas
Demikian salah satu pokok pikiran Ahmad Syafii Maarif yang disuarakan lewat bukunya bertajuk ”Gilard Atzmon, Catatan Kritikal tentang Palestina dan Masa Depan Zionisme”. Buku ini diluncurkan kepada publik pada Senin (6/2) malam di gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta.
Acara peluncuran buku itu dihadiri sejumlah tokoh lintas agama, intelektual Islam, dan peminat masalah Timur Tengah. Mereka antara lain mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Hajriyanto Y Thohari, budayawan Romo Magnis Suseno, Pdt Andreas Yewangoe, dan pengamat internasional Rizal Sukma. Duta Besar Palestina yang diundang justru tidak hadir.
Gilad Atzmon (45) adalah seorang pemusik jazz papan atas dunia yang menetap di London. Dia adalah seorang Yahudi, mantan Zionis, mantan Angkatan Udara Israel, tetapi memperjuangkan dengan fanatik akan kemerdekaan Palestina.
Atzmon, menurut Maarif, tanpa rasa takut menyuarakan kemerdekaan Palestina. Salah satu pendapat Atzmon yang paling menantang, seperti dikutip Maarif, ialah, ”Saya pikir ideologi Yahudi (zionisme) sedang mendorong planet kita menuju sebuah malapetaka, dan kita harus menghentikannya.”
Menurut Atzmon, zionisme harus hengkang dari negara yang sejak tahun 1948 disebut Israel. Dengan hengkangnya zionisme akan terciptalah sebuah negara Palestina merdeka. Di dalamnya warga Yahudi dan Palestina dapat hidup damai dalam iklim demokrasi yang sehat dan modern.
Tujuh tokoh tampil memberi testimoni atas buku itu. Semuanya mendukung dan sepakat bahwa perjuangan rakyat Palestina bukan urusan ideologis atau agama. Namun, hal itu merupakan persoalan tuntutan hak asasi, soal kemanusiaan, setidaknya hal itu diwakili oleh Atzmon, seorang Yahudi.
Menurut Maarif, dalam perspektif Atzmon, dia sepakat bahwa membela Palestina saat ini adalah sebangun dengan prinsip keadilan dan kemanusiaan yang diperjuangkan rakyat Indonesia, seperti tertuang dalam sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Isu Palestina sangat menyentuh nurani dunia sehingga tidak jarang ada aksi-aksi global untuk mendukung Palestina. Belum lama berselang, marinir Israel menangkap aktivis yang berlayar dari Turki, yang ditangkap di perairan Jalur Gaza, Palestina.
Palestina sering kali mengalami tekanan berlebihan dari aparat keamanan Israel. Blokade bertahun-tahun oleh Israel untuk Jalur Gaza telah menyengsarakan warga Palestina. Gerbang keluar dari Jalur Gaza menuju Mesir juga diawasi ketat oleh Israel.