Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh Korban Jiwa

Kompas.com - 02/02/2012, 03:09 WIB

Dakar, Rabu - Gejolak politik menjelang pemilu presiden di Senegal telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Seorang warga tewas dalam bentrokan antara aparat dan massa pengunjuk rasa, Selasa (31/1). Massa yang dipelopori oposisi menolak pencalonan kembali Presiden Abdoulaye Wade.

Korban yang tewas itu adalah mahasiswa berusia 30 tahun. Dia tewas ditabrak kendaraan lapis baja yang memuat puluhan polisi. Pada saat itu, protes massa di Dakar, ibu kota negara, berubah menjadi kekerasan. Kekacauan di kota itu terlihat di mana-mana.

Aparat bersenjata lengkap menghadang aksi protes massa. Selain memegang senapan, petugas menggunakan kendaraan lapis baja dan menembakkan gas air mata. Di samping menyebabkan satu korban tewas, empat warga sipil lain terluka sehingga dilarikan ke rumah sakit.

Kepala Polisi Harona Sy membenarkan kematian seorang mahasiswa peserta aksi. Namun, dia membantah polisi harus bertanggung jawab atas kematian pemuda itu. Dia mengaku telah memeriksa semua kendaraan polisi, namun tidak menemukan bekas darah. ”Petugas sedang menyelidiki sebab-sebab kematian pemuda itu,” katanya.

Aksi massa yang dimulai sejak Jumat (27/1) itu terus berlanjut hari Rabu (1/2). Mereka memprotes keputusan Mahkamah Agung yang mengizinkan Wade (85) mencalonkan diri lagi untuk massa jabatan ketiga dalam pilpres pada 26 Februari ini. Semua lembaga hukum negeri itu mendukungnya.

Dewan Konstitusi, lembaga hukum tertinggi Senegal, misalnya, Senin lalu juga mengeluarkan fatwa yang mengukuhkan putusan MA. Padahal, konstitusi yang berlaku di benua hitam itu, meliputi Senegal, menetapkan massa jabatan presiden hanya dua periode.

Senegal sejak lama dilihat sebagai negara paling stabil di Afrika Barat. Ketika konstitusi mulai dilanggar oleh kepentingan politik, rakyat pun serentak bangkit untuk menentang. Rakyat Senegal menilai aparat penegak hukum telah dibutakan kepentingan politik sempit.

Gelombang protes damai atas pencalonan kontroversial Wade itu telah berubah menjadi kekerasan ketika aparat bukan lagi membela konstitusi, Selasa. AS mengatakan, keputusan agar Wade maju dalam pencalonan untuk masa jabatan ketiga bisa membahayakan demokrasi negara.

Teriakan para demonstran sejak awal sama, yakni negara harus menegakkan hukum dan aturan. Pencalonan Wade untuk ketiga kalinya jelas melanggar aturan sehingga harus ditolak. Aksi yang dipelopori mahasiswa di Dakar itu lalu didukung kubu oposisi yang menyerukan gerakan nasional menolak Wade.

Pada hari Selasa, koalisi partai oposisi yang bergabung dalam Gerakan M23 mengorganisasi sebuah aksi massa nasional. Para pemimpin oposisi dan ribuan aktivis berkumpul di pusat kota Dakar. Mereka mendesak Wade mempertimbangkan lagi keputusannya untuk mencalonkan diri dalam pilpres ini.

Sejumlah pengunjuk rasa melemparkan batu ke polisi yang membalas dengan pentungan dan tembakan gas air mata. Massa berteriak menolak Wade, dan meminta penegak hukum tidak mengangkangi konstitusi. ”Wade pergi sekarang. Rakyat sudah muak,” teriak massa seperti disiarkan televisi TFM, milik Youssou N’Dour, kandidat yang ditolak Dewan Konstitusi.

Gerakan M23 mengatakan, keputusan lembaga hukum yang membolehkan Wade maju dalam bursa pencalonan adalah sebuah kudeta konstitusional. ”Ketika kita berbicara tentang kudeta, kita berpikir tentang militer. Namun, kudeta sipil jauh lebih sulit karena hal itu adalah sesuatu yang kita tidak bisa melihat tapi mengalaminya,” kata N’Dour, salah satu musisi kondang dalam konferensi pers hari Selasa.

Wade sudah empat kali menjadi presiden sejak tahun 1978. Namun, dia baru terpilih secara konstitusional untuk pertama kalinya dalam pemilu 2000. Pencalonan Wade kali ini untuk maju ke masa jabatan ketiganya berturut-turut, yang ditentang rakyat karena melanggar konstitusi.

Senegal adalah bangsa yang secara historis paling damai di Afrika Barat, di sebuah kawasan yang secara berkala banyak negara terus diguncang kudeta militer. Sebaliknya di Senegal, akar demokrasi dijalankan dengan baik. Sejak kemerdekaan dari Perancis tahun 1960, tidak pernah ada kudeta di Senegal. Pencalonan Wade kali ini pantas ditolak sebab melanggar aturan.(AP/REUTERS/AFP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com