Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Myanmar Sedang Menggeliat

Kompas.com - 31/01/2012, 02:34 WIB

SINGAPURA, SENIN - Presiden Myanmar Thein Sein berkunjung selama empat hari ke Singapura sejak Minggu (29/1). Kunjungan bertujuan meminta bantuan pakar sekaligus belajar soal keberhasilan Singapura mengelola urusan bisnis. Ini dilakukan mendukung Myanmar yang sedang menggeliat.

Keterbukaan dan kemajuan Myanmar soal reformasi dan demokratisasi mendatangkan banyak komitmen investasi dari banyak negara. Dalam kunjungan ini, Sein didampingi sejumlah pejabat penting terkait perekonomian, bisnis, dan perdagangan, serta kalangan bisnis.

Pada hari Senin (30/1), Sein bertemu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Mereka menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MOU), yang akan mengatur pemberian bantuan pelatihan dari Singapura terkait reformasi hukum, perbankan, dan sektor keuangan lainnya.

Nota kesepahaman antara Myanmar dan Singapura itu ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Singapura K Shanmugam dan Menteri Luar Negeri Myanmar Wunna Maung Lwin.

Myanmar juga meminta Singapura berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam bidang perdagangan, pariwisata, dan rencana tata perkotaan.

”Sepertinya Myanmar saat ini terburu-buru mengatasi ketertinggalan. Setelah sekian lama terisolasi, kapasitas dan kemampuan mereka menangani aliran masuk investasi ... membuat mereka harus berbenah diri,” ujar Song Seng Wun, ekonom kawasan yang juga bekerja untuk bank Malaysia, CIMB.

Myanmar sangat membutuhkan banyak pelatihan bagi para akuntan, bankir, dan tenaga ahli mereka. Pilihan untuk meminta asistensi dari Singapura dinilai tepat. Negeri pulau itu menjadi negara favorit banyak perusahaan global untuk berbisnis dan penghubung sekaligus penyedia jasa. Selain itu, Singapura sejak lama diyakini telah menjadi contoh pusat tata kelola finansial dan perdagangan.

Asing antusias

Setelah lima dekade terakhir dikuasai militer, Myanmar telah berubah secara signifikan dan mengejutkan jika melihat proses percepatannya. Sein sendiri sebelumnya adalah perdana menteri yang juga purnawirawan jenderal dan pentolan junta militer. Dia diangkat menjadi presiden pada Februari 2011 seusai pemilu di Myanmar yang digelar November 2010.

Kini asing juga antusias untuk masuk dan berinvestasi di Myanmar. Di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, jaringan hotel berbintang lima berminat segera mendirikan 10 hotel berbintang untuk mengakomodasi arus masuk turis dan bisnis. (AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com