Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liga Arab Terus Menekan Assad

Kompas.com - 24/01/2012, 02:35 WIB

Kairo, Senin - Pemerintah Suriah, Senin (23/1), di Damaskus, menolak tuntutan baru Liga Arab. Tuntutan tersebut dicapai dalam pertemuan di Kairo, Mesir, Minggu, yang meminta Presiden Bashar al-Assad untuk mundur segera dan membentuk pemerintahan persatuan.

Suriah dipimpin Hafez al-Assad sejak 1971 hingga 2000. Sepeninggal Hafez, jabatan presiden dilanjukan oleh putranya, Bashar. Bapak dan anak ini berasal dari etnis Alawite yang merupakan kelompok minoritas.

Seiring dengan gerakan prodemokrasi di dunia Arab, warga Suriah juga melakukan tuntutan serupa sejak awal 2011. Menurut PBB, sekitar 5.000 warga Suriah tewas dalam aksi protes prodemokrasi.

Untuk meredam keadaan fatal itu, dunia internasional terus menekan Pemerintah Suriah agar memberi ruang dan waktu kepada kubu reformis. Liga Arab yang beranggotakan 22 negara sudah mencoba melakukan pengiriman tim monitor ke Suriah.

Hal ini dirasakan belum cukup. Liga Arab menyusun draf baru, yang isinya meminta Assad mundur dan segera menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, Farouk al-Sharaa dan Najah al-Attar. Presiden Suriah memiliki dua wakil.

Kesepakatan Liga Arab ini dibacakan oleh Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad bin Jassim al-Thani dalam pertemuan badan itu di Kairo.

Liga Arab tidak bersatu dalam menekan Suriah, tetapi tetap menandatangani kesepakatan yang isinya menekan Assad. Selanjutnya Liga Arab menyerahkan draf itu ke Dewan Keamanan PBB, yang diharapkan melahirkan resolusi PBB.

Kubu Uni Eropa menyetujui langkah Liga Arab. Bahkan, kubu UE memperkuat sanksi terhadap Suriah dengan memasukkan 22 para pejabat Suriah dan 8 perusahaan Suriah ke dalam daftar hitam.

Akan tetapi, Lebanon menyatakan Liga Arab telah bertindak tidak jujur dan adil. Kubu Presiden Assad menuduh Liga Arab telah disusupi dengan aksi persekongkolan oleh Barat.

Tidak kompak

Menlu Lebanon Adnan Mansour telah mengkritik aksi Liga Arab dengan mengatakan langkah lembaga ini sudah tidak berimbang. Dikatakan, Liga Arab melulu hanya melihat kesalahan atau kekurangan yang dilakukan pihak Presiden Assad, tetapi tidak melihat langkah provokasi yang dilakukan oleh kubu oposisi Suriah, yang dianggap turut memperburuk situasi.

Menlu Lebanon itu juga mengakui dampak positif selama kehadiran tim monitor Liga Arab yang ditempatkan di Suriah berupa berkurangnya aksi-aksi kekerasan antara pemerintah dan kubu oposisi.

Suriah juga tidak pernah menolak keberadaan tim monitor Liga Arab di Suriah. Akan tetapi, Liga Arab sudah memutuskan untuk mundur saja. Langkah ini diikuti dengan deklarasi yang meminta Presiden Assad mundur.

Namun, di sisi lain, kubu oposisi Suriah juga menyambut langkah Liga Arab. Puluhan ribu warga berkumpul di pinggiran Damaskus dengan tuntutan agar Assad mundur.

Hassan Abdul-Azim, yang mengetuai Badan Koordinasi Nasional untuk Perubahan Demokratis di Suriah (NBC), mengatakan, langkah terbaru Liga Arab adalah sebuah aksi maju. Dia mengatakan, sudah tidak mungkin bagi pemerintahan Suriah sekarang untuk terus bertahan.

Rami Khouri, seorang komentator yang berbasis di Beirut, mengatakan, aksi Liga Arab merupakan berita buruk bagi Liga Arab. Namun, dia menambahkan, langkah itu merupakan hal yang menodai kredibilitas Liga Arab, yang kini dituduh telah melanggar kedaulatan sebuah negara. Liga Arab dianggap telah memaksakan kehendak.

(AP/AFP/REUTERS/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com