Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perry Picu Kemarahan Turki

Kompas.com - 19/01/2012, 03:01 WIB

WASHINGTON DC, SELASA - Komentar salah satu kandidat presiden AS dari Partai Republik, Rick Perry, soal Turki memicu kemarahan negara tersebut. Kementerian Luar Negeri Turki mengecam pernyataan tersebut, yang membuat Departemen Luar Negeri AS turun tangan.

Dalam debat antarkandidat di Myrtle Beach, South Carolina, Senin (16/1), Perry mengatakan, Turki adalah negara yang dipimpin oleh teroris, mempertanyakan keanggotaan negara itu dalam NATO, dan mengusulkan AS menghentikan semua bantuan luar negeri kepada Turki.

Pernyataan tersebut sempat menjadi bulan-bulanan di media karena seperti menunjukkan ketidaktahuan Perry terhadap berbagai hal mendasar dalam politik luar negeri, termasuk fakta bahwa Turki adalah salah satu sekutu utama AS dan tidak menerima bantuan luar negeri AS.

Namun, alih-alih meralat pernyataannya, Perry justru semakin keras mengkritik Turki. Dalam wawancara dengan CNN, Selasa (17/1), Gubernur Texas tersebut mengaku tidak salah bicara soal Turki.

”Ini adalah negara yang perlu menjelaskan beberapa hal kepada AS. Amerika siap berbicara dengan bahasa dan tindakan tegas,” ujar Perry.

Kementerian Luar Negeri Turki langsung mengeluarkan pernyataan mengecam pernyataan Perry. ”Kami benar-benar mengecam tuduhan tak berdasar dan tak pantas tentang negara kami yang dinyatakan kemarin malam dalam debat di South Carolina oleh Gubernur Texas Rick Perry,” kata juru bicara Kemenlu Turki, Selcuk Unal, di Ankara, Selasa.

Kemenlu Turki juga menyatakan, AS tak perlu buang-buang waktu untuk para kandidat ”yang bahkan tak tahu siapa sekutu-sekutu mereka”.

Pernyataan tersebut juga menyebut bahwa Turki sudah menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) saat Perry masih berusia dua tahun. Turki bergabung dengan NATO pada 1952, sementara Perry lahir tahun 1950.

”Orang-orang yang menjadi kandidat untuk posisi yang butuh tanggung jawab besar, seperti presiden AS, harus lebih punya pengetahuan soal dunia dan lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan,” imbuh pernyataan Kemenlu Turki.

Departemen Luar Negeri AS bahkan merasa perlu turun tangan untuk meredam kemarahan salah satu sekutu utama AS di kawasan Timur Tengah itu. ”Kami sungguh-sungguh dan secara mendasar tidak setuju dengan pernyataan (Perry) itu. Turki adalah salah satu anggota tertua dan pendukung utama NATO dan sekutu utama AS. Kami mempertahankan hubungan ini,” ungkap juru bicara Deplu AS, Mark Toner.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com