Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perry Bela Marinir yang Kencingi Mayat Taliban

Kompas.com - 16/01/2012, 11:40 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Gubernur Texas, Rick Perry, yang terus berusaha menghidupkan upayanya sebagai calon presiden AS, Minggu (15/1), menuduh pemerintah Presiden Barack Obama bereaksi berlebihan terhadap video rekaman yang memperlihatkan empat marinir yang mengencingi mayat beberapa petempur Taliban di Afghanistan.

"Anak-anak ini membuat kesalahan. Itu tak perlu diragukan. Mereka mestinya tak melakukan itu. Itu buruk," kata Perry dalam program CNN "State of the Union". "Namun untuk menyebutkan aksi kejahatan, saya kira, itu berlebihan," kata Perry yang menghadapi penampilan menentukan dalam pemilihan pendahuluan (primary) presiden bagi partai Republik di South Carolina.

Korps Marinir AS menunjuk seorang perwira penyidik pekan lalu guna memutuskan apakah ada dakwaan yang akan diajukan terhadap keempat marinir yang terlibat di video rekaman yang beredar luas tersebut. Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton dan anggota lain pemerintah Obama telah mencela tindakan keempat marinir itu.

"Mencemarkan, menistakan, mengejek, mengambil gambar atau membuat film untuk penggunaan pribadi terhadap pemberontak yang tewas merupakan pelanggaran besar (hukum konflik bersenjata)," tulis Letnan Jenderal Curtis Scaparrotti, yang memimpin operasi harian di Afghanistan, pekan lalu.

Perry, mantan pilot Angkatan Udara, mengatakan keempat marinir tersebut mesti dihukum secara layak. "Tapi memburu mereka sebagai pelaku aksi kejahatan, saya kira adalah pesan yang buruk," katanya.

Ia menyatakan, konflik bersenjata dapat mengubah prilaku seseorang. Perry mencatat "ada foto" tentang Jenderal Angkatan Darat George Patton yang legendaris sedang mengencingi Sungai Rhine di Jerman mendekati akhir Perang Dunia II. "Meskipun bukan berbentuk gambar," tambah Perry, Perdana Menteri Inggris Winston Churchil "melakukan perbuatan yang sama di jalur Siegfried", sebuah tembok besar pertahanan Jerman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com